Senin, 10 Februari 2014

TERTELAN HUJAN oleh "Sudhas Rishal Sawil"


Tertelan hujan

Jika kau bertanya siapa kekasih kekasihmu.
maka akan kukatakan dengan gamblang bahwa kekasihku adalah kata, kalimat, dan alinea.
ia telah turun menemaniku mengembara memasuki hujan dan tajamnya matahari.
seperti itulah aku saling berkisah disuatu sunyi yang juga telah kujadikan kekasih.
tetapi kekasihku badai malam ini.
ia pergi begitu saja,
dalam derasnya hujan,
dalam getirnya badai,
dalan degupan angin yang risau,
dalam sekuntum bunga,
dalam pedihnya perpisahan,

kata, antarkanlah aku pada kata-kata sekali lagi.
yang berisi kentalnya darah-darah.
yang bertualang dalam putihnya cinta,
dalam keruhnya kesucian rindu,
dalam fatamorgana sebuah masa lalu.

kembalilah, mengisi kosongnya logika.
atas nama mimpi yang pergi dari hati yang penuh cinta.
saksi kenangan atas sunyinya semedi dilembah-lembah kota, atau irisan udara desa.
saksi atas tawa-tawa yang membentang, dan tetesnya air mata.
saksi perilaku SRS didalam jalannya waktu dan sebuah kisah.
kepergiannya mata dan lidah-lidah wanita.
kejamnya pertentangan antara kebenaran dan keserakahan.
mekarnya bibit alam cendawana di sebuah musim tak berbunga.

kembalilah kata-kata.
jadilah saksi bagaimana aku memelihara tubuhmu.
hingga engkau mati dan hilang ditelan hujan.

Jakarta, 2-januari-2013  "Sudhas Rishal Sawil"

Sajak “SUDHAS RISHAL SAWIL"


Ma, aku kangen dengan sinjai. sebab aku kemakassar karena dituntut menjadi orang pintar. Ma, aku ingin pulang. sebab indonesia sudah tidak lagi membutuhkan orang pintar. aku kira mama menyuruhku menjadi orang pintar agar nantinya dapat menjadi pemimpin, ataukah hakim. tidak ma, tidak perlu pintar.

cukup yang pintar-pintar saja yang dibutuhkan. pintar-pintar dekat dengan pejabat. pintar-pintar merekayasa. pintar-pintar melepuhkan sensasi. pintar-pintar ikut membantu politik. pintar-pintar menerima suap. pintar-pintar diam. pintar-pintar mempropaganda.

gak perlu pintar, Ma. sebab munir yang pintar saja melihat kebenaran di racun mati. marsinah yang pintar membela buruh dan berani menentang, mati mengenaskan. wiju tukul dikejar-kejar seperti penjahat karena pintar berpuisi, pandai mengkritik.. soe-hok-gie yang terasingkan karena kebenaran, tersebab pintar menulis fenomena yang nyata dan realita yang sesungguhnya. pramoedya dipenjarakan. W.s Rendra seakan di tiadakan, ia pintar ma, merangkai puisi dengan kata sederhana, namun membadai untuk mereka yang menjadi badai untuk kita.

Ma, aku takut menjadi orang pintar. sebab usiaku masih sangat muda. buktinya ma, banyak sudah artis-artis memimpin bangsa tanpa pengalaman, hanya karena popularitas dengan telanjang diatas panggung ia bergoyang, memperlihatkan tubuhnya tanpa rasa malu.

ma, jangan suruh aku bergoyang agar kelak aku menjadi pemimpin. jangan ma! aku malu. biarlah kita makan saja seadanya, tak perlu kita makan dari tubuh telanjang. ataukah disogok supaya memenangkan dia yang suka-suka telanjang pada musim politik negeri. ma, aku rindu zaman kanak-kanak dulu. pada saat disekolah dasar, aku dituntut menghafal pancasila dalam sekejap. dan ibu melarangku tidur cepat, sebelum aku dapat menghafalnya. agar disekolah mama tidak malu pada guru-guru lain karena aku bodoh.

tapi ma, tak perlu pintar. aku menyadarinya, sia-sia kepandaian yang kudapat mulai dari SD hingga SMA. aku menyesal mendapat rangking satu berturut-turut ,ma. seandainya itu kuberikan saja kepada teman-teman perempuanku, ataukah teman-teman laki-lakiku. suaraku telah parau berdebat dengan guru hanya karena ingin pintar. ah, betapa bodohnya aku.

ma, ini Indonesia. negara yang mama suruh aku banggakan sejak kecil dulu. sebab kekayaan alamnya sangat banyak, pulau-pulaunya sangat banyak, dan lautnya sangat luas. mama suruh aku menjaganya agar tidak ada lagi perompak bangsa lain yang masuk mencuri kekayaan kita. tapi ternyata kita terlalu pintar ma, kita terlalu pintar untuk dibodohi, itu suara yang palsu, bukankah negara kita berhutang ribuan trilyun?

ma, seakan aku muak dengan keadaan ini... hukum terlalu memanjakan koruptor. hukum memanjakan mereka yang beruang. lihatlah artis! ada yang memakinya binatang. tapi ia menjadi pemimpin, ma, aku tak mau dipimpin oleh binatang.

ma, aku sekarang sudah menjadi mahasiswa. katanya maha-siswa. benar-benar golongan terpelajar. dan sekali lagi disini ada yang tertawa disuap uang. pintarkah ia ma? karena uang ma, ia memacetkan jalan. dia berteriak ma. sangat keras. katanya keadilan yang ia cari, tapi ma, harus kau tau setelah pulang berteriak, ada amplop yang diselip oleh pelaku tak dikenal dibalik kantong celananya. hahaha, ma. benar-benar ma, sangat kasihan. seharusnya mereka mampu melihat nenek yang keriput dengan mata yang rabun, membopong karung berisi plastik yang berjuang hidup atas nama kemiskinan. seharusnya mereka mampu melihat nenek yang keriput lumpuh menyeret ke-dua kakinya dijalan raya yang panas karena persoalan kelaparan.... sementara slogan membuatku muak, semua calon pemimpin seakan indah dan jujur, janji sangat manis. dan semuanya sangat rapi. tak ada gunanya janjimu itu.

pak presiden, aku kangen mamaku, dia guru pak, bukan semacam angelina sondakh, ataukah anas, ataukah akil. dia hanya guru pak, dia tidak tau siapa anas, angel dan akil itu. dia tak tau. dia selalu merasa tertekan, dia kasihan pak, menyekolahkanku, kadang dia lari ketetangga ataupun kemana saja jika ada pembayaran yang berhubungan dengan kuliahku, dia ingin menyekolahkanku sangat tinggi pak, dia rela meminjam karena gajinya tidak cukup untukku... pak presiden, aku katakan pada mamaku, ma, gak usah terlalu repot untuk menjadikanku orang yang besar, sebab kita tau usah pintar, hanya pintar-pintar.

ma, seandainya aku anak presiden maka pasti aku gak terlalu berfikir seperti ini. sebab pasti orang menghargaiku seutuhnya. tidak seperti rakyat jelata yang dijadikan bola kaki dijalanan. aku pasti akan menjadi pengurus partai bapakku, dan satu ma, aku harus belajar diam, pandai bersembunyi, agar aku tidak dikenali kalau aku pernah mengambil sesuatu, ini latihanku mak. aku harus pandai bersandiwara.

hahaha, tapi oh setan, kenapa engkau membawaku bertemu dia dalam mimpi.... hahahaha, kau benar-benar setan... ma , dia setan... penuh setan, setan, setan, setan, setan, sangat menakutkan. ma, aku tidak mau jadi setan.....                                                                                                                                                         ===000===

Makassar, 24-okt-2013
Kicau an "Sudas Rishalsawil Sawil"

doo..ree..mii..

Berharap Tepukan Tangan dari Semua Orang dengan apa yang Menjadi Milikku Kelak Tentunya dengan Usaha dan Kemampuan yang Aku Miliki

Mulailah setiap pekerjaanmu dengan sebuah senyuman dan pikiran yang positif

‘when there is a will, there is a way’