Selasa, 08 Mei 2012

laporan struktur hewan (EPITEL 1)


I.             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Walaupum makhluk hidup sangat beranekaragam bentuk ukuran dan fungsinya, namun dari segi penyusun tubuhnya makhluk hidup memiliki ciri yang sama yaitu tubuhnya tersusun atas sel. Sel merupakan satuan struktural, fungsional, dan hereditas makhluk hidup.
Jaringan yaitu struktur yang dibentuk oleh sekumpulan sel-sel yang biasanya memiliki sifat-sifat morfologis dan fungsi yang sama. Jaringan epitel yaitu jaringan yang terdiri atas sel-sel yang biasanya bentuknya sams yang berkumpul dengan sangat erat dengan bahan extra seluler atau matriks yang sangat sedikit.
Untuk lebih mengetahui dan memahami hal-hal sehubungan dengan jaringan epitel, maka dilakukanlah praktikum dengan penggunaan suatu alat yaitru mikroskop. Agar lebih mempermudah mahasiswa mengetahui dengan tidak hanya mempelajari handbooknya.

B.     Tujuan Praktikum
1.      Pengamatan I
Untuk mengamati jaringan epitel selapis pipih
2.      Pengamatan II
Untuk mengamati epitel selapis kubus
3.      Pengamatan III
Untuk mengamati epitel selapis silindris
4.      Pengamatan IV
Untuk mengamati epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk 

II.          TINJAUAN PUSTAKA
Jaringan epitel merupakan jaringan yang melapisi permukaan tubuh dan membatasi rongga tubuh. Jaringan ini hampir ditemukan diseluruh permukaan tubuh.Jaringan epitel yang melapisi lapisan luar tubuh disebut epithelium, jaringan epitel yang membatasi rongga tubuh disebut mesotelium dan jaringan epitel yang membatasi organ disebut endothelium. Jaringan epitel terdiri dari sel-sel yang memadat dan saling terikat erat. Pada permukaan apical (bagian atas) beberapa jenis epitel terdapat mikrovili (tonjolan dari permukaan sel yang bentuknya seperti jari) atau silia. Permukaan basal (bagian bawah) jaringan epitel berikatan dengan jaringan ikat. Jaringan epitel dan jaringan ikat yang berada dibawahnya dihubungkan oleh membrane dasar basalis dan lamina retikularis. Jaringan epitel memiliki berbagai macam fungsi, diantaranya melindungi jaringan di bawahnya dari kerusakan dan mengangkut zat-zat antar-jaringan atau rongga yang dipisahkannya. Selain itu, jaringan epitel pada saluran pencernaan mengeluarkan berbagai macam enzim (Anonim, 2010).
Jaringan epitel memiliki fungsi yang bsesuai dengan posisi yang sesuai dengan  posisi sel pada organisme, seperti sebagai alat proteksi, sebagai organ eksteroreseptor, sebagai alat sekresi, sebagai alat osmoregulasi, membantu proses respirasi, sebagai alat geraksebagai alat nutrisi, sebagai alt absobsi dan membantu pembentukan vitamin D dari provitamin D (Kimbal, 1998).
Epitel selapis pipih dijumpai membatasi lumen dari pembuluh darah dan pembuluh limfe. Epital selapis kubus dijumpai membatasi lumen saluran penampung ginjal (tubulus kontortus distal dan proksimal). Epital selapis silindris dijumpai membatasi lumen pada kantung empedu dan usus halus. Epitel berlapis banyak palsu dijumpai membatasi lumen pada trakea. Epitel transisional dijumpai membatasi lumen pada vasikula urinaria. Epitel berlapis banyak pipih dijumpai pada epidermis kulit dan esophagus. Epitel berlapis banyak kubus dijumpai membatasi lumen vasikula urinaria (Adnan dan Halifah, 2011).
Jaringan epitel kelenjar yaitu jaringan yang dibentuk oleh sel-sel terkhususkan dalam menghasilkan suatu sekret cair yang komposisinya berbeda dengan komposisi darah dan cairan intra sel. Proses ini disertai dengan sintesis makromolekul intra sel. Senyawa-senyawa tersebut biasanya disimpan dalam bentuk butir-butir kecil yang disebut granula sekretori. Kelenjar dibentuk dari jaringan epitel. Sel-sel epitel berproliferasi dan menembus ke dalam jaringan penyambung atau jaringan ikat. Mereka dapat mempertahankan hubungannya dengan epitel atau tidak. Bila hubungan tidak dipertahankan, terbentuk kelenjar endokrin. Sel-sel kelenjar ini dapat tersusun dalam bentuk tali atau folikel. Lumen folikel m engumpulkan sejumlah besar sekresi. Bila hubungan dipertahankan maka terbentuk kelenjar eksokrin (Halifah dan adnan, 2011).

III.      METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Hari/ tanggal            : Kamis/ 21 April 2011
Pukul                       : 11.40 – 13.20 WITA
Tempat                     : Laboratorium Biologi FMIPA UNM
B.     Alat dan Bahan
Alat  :
1.      Mikroskop
2.      Preparat
Bahan :
1.      Mammal kidney
2.      Human brown skin/ Human skin/ Mammal skin
3.      Papilla sierkumvalata dan pankreas
4.      Kelenjar adrenal dan duodenum/ intestinue
C.     Prosedur Kerja
1.      Pengamatan  I
a.       Mengamati secara seksama tubulus kontortus priksimal ginjal, terdiri dari lumen, sel epitel kubus dan membran basal. Struktur ini merupakan segmen awal dari nefron dan berkelok-kelok dan dibatasi oleh epitel selapis kubus.
b.      Mengamati secara seksama tubulus kontortus distal ginjal, terdiri dari lumen, sel epitel pi[ih dan membran basal. Struktur ini sel-sel epitelnya lebih kecil dibanding dengan tubulus proksimal, namun lumennya lebih besar dibanding tubulus proksimal.
2.      Pengamatan  II
a.       Mengamati secara seksama epitel selapis (endotelium) dari pembuluh darah. Perhatikan inti sel epitel yang berbentuk pipih memanjang terdiri dari sel-sel endotelium dan membran basal.
b.      Mengamati secara seksama lapisan parietal kapsul bowman. Perhatrikan inti sel epitel yang berbentuk pipih memenjang dan membran basal.
3.      Pengamatan  III
a.       Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak pipih pada daerah epidermis kulit. Perhatikan posisi stratum germinativum, stratum pinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal
b.      Mengamati secara seksama epitel berlapis banyak pipih pada daerah epidermis papilla sirkumvalata lidah. Perhatikan posisi stratum germinativum, stratum pinosum, stratum granulosum, stratum lusidium, stratum korneum, dan membran basal.
4.      Pengamatan  IV
a.       Mengamati secara seksama sayatan melintang usus halus, terutama npada lapisan epitel pembatas pada lapisan mukosa
b.      Menggambar epitel silindris pada pembesaran 10x 40 

IV.      HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum
Pengamatan I : Epitel selapis pipih
Epitel selapis (Endotelium) dari pembuluh darah
Katerangan :













Pembesaran 10 x 10
1.      Sel epital pipih
2.      Membran basal
3.      Inti sari
4.      lumen

Pengamatan II : Epitel selapis kubus
Tubulus kontortus proksimal ginjal
Katerangan :













Pembesaran 10 x 10
1.      Membran basal
2.      Inti sel
3.      Lumen
4.      Sel epitel kubus



Tubulus kontortus distal ginjal
Katerangan :











Pembesaran 10 x 10
1.      Sel epitel pipih

Pengamatan III : Epitel berlapis banyak pipih menanduk dan tidak menanduk
Epitel berlapis banyak pipih menanduk
Katerangan :












Pembesaran 10 x 10
1.      Epidermis
2.      Dermis
3.      Stratum korneum
4.      Stratum lusidium
5.      Stratum granulosum
6.      Stratum spinosum
7.      Stratum germinatifum
8.      Membran basal
9.      Makrofak
10.  Folikel rambut

Epitel berlapis banyak pipih tidak menanduk
Katerangan :












Pembesaran 10 x 10
1.      Stratum korneum
2.      Stratum granulosum
3.      Stratum spinosum
4.      Stratum basal
5.      Membran basal



Pengamatan IV : Epitel selapis selapis silindris
Epitel silindris
Katerangan :












Pembesaran 10 x 10
1.      Lumen
2.      Membran basal
3.      Inti sel
4.      Sel selapis silindris
5.      Sel goblet

B.     Pembahasan
1.      Pengamatan I
Dari hasil pengamatan terlihat bagian dari pembuluh darah, sel epitel yang berbentuk pipih memanjang, terdiri dari sel-sel endotelium yakni epitel selapis pipih yang berasal dari endoderm dan membran basal, jaringan ini berbentuk pipih dan sangat datar menyerupai sisik, namun pada permukaan tampak sebagai sel-sel yang cukup besar dengan sitoplasma yang jernih.
2.      Pengamatan II
Pengamatan kedua, membandingkan bagian-bagian epitel kubus pada tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal. Keduanya mempunyai kesamaan yaitu masing-masing terdiri atas lumen dan membran basal namun lumen pada tubulus kontortus distal lebih besar daripada tubulus kontortus proksimal. Dilain pihak, inti sel epitel tubulus kontortus distal lebih kecil dibanding tubulus proksimal. Adapun yang membedalkan, tubulus kontortus proksimal terdiri atas sel epitel kubus dan tubulus kontortus proksimal distal terdiri atas sel epitel pipih.
3.      Pengamatan III
Pengamatan ketiga yaitu pada epitel pipih menanduk dan tidak menanduk, terdapat adanya beberapa lapisan sel epidermis yang terdiri dari :
a.         Stratum basalis, dibangun oleh sel-sel basal berbentuk silindris atau tubus yang bertumpu pada memebran basal. Lapisan ini ditandai dengan aktivitas mitosis yang tinngi.
b.        Stratum pinosum, dibangun oleh sel-sel berbentuk kubus polygonal atau sedikit gepeng dengan inti terletak ditengah. Sitoplasmanya memiliki tonjolan-tonjolan yang berisi berkas-berkas filamen yang menyerupai spina atau duri.
c.         Stratum granulosum, ditandai oleh adanya 3-5 lapisan sel-sel polygonal gepeng yang intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula-granula keratohialin yang mengandung protein yang kaya histidin
d.        Stratum lusidium, biasanya terdapat pada kulit yang tebal, terdiri atas lapisan tipis sel-sel pipih, organel-organel dan inti sudah tidak ada
e.         Stratum korneum, terdiri atas se4l-sel pipih menandulk tanpa inti, dan sitoplasmanya mengandung keratin.

4.      Pengamatan IV
Hasil dari pengamatan epitel selapis silindris, diperoleh hasil bahwa pada duodenum yaitu penampang melintang usus terdapat membran basal, lumen dan vili usus. Yang mana pada vili usus terdapat sel dan inti sel epitel silindris serta lumen. Jenis epitel ini, membatasi lambung, usus, kantung kemih, tuba fallofi, dan saluran pengumpul pada ginjal.

V.          PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.    Epitel selapis pipih terdiri dari satu lapis saja dan sel berbentuk pipih, memiliki inti yang pipi di bagian tengah. Contoh: epitel pada pembuluh darah kapiler.
2.    Epitel selapis kubus, epitel selapis kubus terdiri dari satu lapis sel dan sel berbentuk seperti kubus dan susunannya teratur, inti bulat ditengah. Contoh: epitel pada permukaan ovarium, kelenjar.
3.    Epitel selapis silindris Epitel selapis silindris terdiri dari satu lapis sel dan selnya berbentuk silindirs dan inti lonjong dan oval. (torak). Contoh: epitel pada lambung.
B.     Saran
1.    Untuk praktikan, agar lebih teliti dalam mengamati preparat pada percobaan agar hasil praktikumnya bisa melengkapi teori yang telah dipelajari sebelimnya.
2.    Untuk asisten, diharapkan asisten mendampingi praktikan pada saat praktikum agar praktikan tidak bingung selama praktikum berjalan.
3.    Untuk laboratorium, menyiapkan preparat yang lebih banyak lagi agar praktikan dapat melakukan praktikum dengan menggunakan preparat yang akan di amati.


Daftar Pustaka
Adnan, Halifah Pagarra. 2011. Penuntun Praktikum Struktur Hewan. Makassar: Jurusan Biologi
FMIPA UNM.
Anonim, 2010. Jaringan Dasar pada Dewan. http: http://pusatpanduan.com. Diakses tanggal 23
April 2011.
Kimbal, John. 1998. Biologi. Jakarta : Erlangga.
Pagarra, Halifah, Adnan. 2010. Struktur hewan. Makassar: Jurusan Biologi FMIPA UNM.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

doo..ree..mii..

Berharap Tepukan Tangan dari Semua Orang dengan apa yang Menjadi Milikku Kelak Tentunya dengan Usaha dan Kemampuan yang Aku Miliki

Mulailah setiap pekerjaanmu dengan sebuah senyuman dan pikiran yang positif

‘when there is a will, there is a way’

L
L
I
K
D
t
u
o
b
a