BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sampai saat ini belum ada seoranag ilmuan yang
berhasil memecahkan masalah bagaimana asal-usul kehidupan di bumi ini. Banyak
teori atau paham-paham yang dikemukakan oleh ilmuan mengenai masalah tersebut,
tetapi tak satu pun yang dapat
memberikan jawaban yang memuaskan. Sebenarnya sudah sangat lama manusia
berusaha memberikan jawaban tentang masalah asal usul kehidupan tersebut. Namun
jawaban tersebut hanya berupa dongeng atau mitos saja.
Teori yang dikemukakan dari Aristoteles yang dikenal
dengan nama generation spontanea telah diragukan oleh banyak ahli, diantaranya
Fransisco Redi, Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka percaya bahwa makhluk
hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.. Teori ini dikenal dengan teori
biogenesis. Spallanzani salah satu ilmuan
yang meragukan teori Aristoteles, mengadakan suatu percobaan yang mana
bahan percobaannya menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah
labu.
Dari percobaan yang dilakukan Spallanzani maka dapat
disimpulkan bahwa bau busuk air kaldu pada labu disebabkan oleh mikroorganisme
bukan pada air kaldu. Lazarro Spallanzani juga menyimpulkan bahwa yang berada
pada air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu ( benda mati ) tetapi
berasal dari kehidupan ( mikroba ) sebelumnya yang banyak tersebar di udara
karena tidak ada daya kehidupan jika tabung tersebut di tutup tapi akan akan
ada daya kehidupan dari organisme lain jika tabung percobaan di biarka tanpa
tutup.
Untuk membuktikan kebenaran dari teori yang
dikemukakan oleh lazarro Spallansani, maka dilakukanlah percobaan ini.
B.
Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk memberi
kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang
pernah dilakukan para ilmuan atau peneliti dalam memecahkan masalah biologi,
khususnya asal-usul kehidupan.
C.
Manfaat praktikum
Dapat membuka pikiran mahasiswa untuk
selalu berusaha memecahkan atau mencari solusi suatu permasalahan terutama
masalah biologi.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Tantangan untuk menjelaskan asal usul kehidupan
merupakan sumber krisis terbesar yang dihadapi teori evolusi. Alasannya,
molekul-molekul organik sangat kompleks dan pembentukannya tidak mungkin dapat
diterangkan sebagai suatu kebetulan. Selain itu, telah terbukti bahwa sel
organik mustahil terbentuk secara kebetulan.
Evolusionis dihadapkan pada pertanyaan tentang asal
usul kehidupan pada perempat kedua abad ke-20. Pakar terkemuka teori evolusi
molekuler, evolusionis Rusia, Alexander I. Opari“Sayangnya, asal usul sel masih
menjadi pertanyaan, yang merupakan titik tergelap dari teori evolusi yang utuh.
“Kemunculan kehidupan di bumi adalah masalah terbesar yang belum terpecahkan” ( Anonim, 2010).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”, telah
dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah
percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran Abiogenesis / Generatio
spontanea dari Aristoteles (Tim
pengajar, 2010).
Bagaiman makhluk hidup pertama lahir masih merupakan
misteri yang belum bisa di ungkap para ilmuan. Secara umum, teori asal-usul
kehidupan ada dua yaitu, abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati
dan biogenesis ) makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Teori generatio spontanea pertama kali dikemukakan
oleh seorang bangsa yunani, yaitu Aristoteles ( 394 - 322 sebelum masehi ).
Teorinya mengatakan bahwa makhluk hidup pertama penghuni bumi ini adalah
berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara
spontan karena adanya daya hidup. Paham generatio spontanea bertahan cukup lama
yaitu sejak zaman yunani kuno, ( ratusan tahun sebelum masehi ) hingga
pertengahan abad ke – 17. Pada abad ini paham generatio spontanea seolah-olah diperkuat oleh Antonie Van Leeuweunhoek,
seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan
untuk melihat jentik-jentik ( makhluk hidup ) amat kecil pada setetes rendaman
air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis (Bilbina, 1996).
Jika abiogenesis
dan generatio spontanea digabungkan maka pendapat paham tentang
asal-usul kehidupan adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari
benda mati/tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya : ikan dan katak
berasal dari lumpur, cacing berasal dari tanah dan belatung berasal dari daging
yang membusuk. Lazarro Spallanzani (1729-1799), dalam usahanya untuk
membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis itu tidak benar, mendidihkan kaldu
daging, yaitu satu larutan nutrien dalam
labu selama satu jam lalu wadah tersebut ditutupi rapat-rapat. Maka tak ada
jasad renik dalam labu tersebut. Tetapi hasil percobaannya ini dikuatkan lagi
dengan rangkaian Needham bahwa mikroba tidaklah muncul karena generasi spontan.
Needham bersikeras bahwa diperlukan udara untuk generasi spontan mikroba dan
bahwa udara itu dikeluarkan dari labu selagi percobaan Spallanzani maka tak ada
mikroba yang muncul. Perbedaan pendapat
ini dipecahkan 80 atau 90 tahun kemudian
oleh dua peneliti secara terpisah, yaitu Franz schulze (1815-1873) dan Theodor
Schwann (1810-1882). Schulze malalukan udara melewati larutan asam pekat ke
dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan, sedangkan Schwann melalukan
udara melalui tabung membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan.
Maka di dalam masing-masing labu itu tidak ada mikroba karena tertutuo oleh
asam dan panas yang luar biasa. Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan
mereka yang menyokong konsep abiogenesis (
Pelczar, 2007 ).
Percobaan Francesco Redi, seorang dokter berbangsa
Itali, memperoleh hasil dari percobaannya. Ditunjukkannya bahwa ulat yang
berkembang dalam daging busuk adalah tinglkatan larva pada lalat dan tidak akan
terjadi jika daging disimpan disuatu tempat yang ditutup dengan kain halus
sehinggah lalat tidak dapat menaruh telurnya pada kasa. Dalam percobaan seperti
itu, Redi menghancurkan dongeng bahwa ulat secara spontan berkembang biak dari
daging. Karena itu, adanya penelitian mengenai perkembangan tumbuh-tumbuhan dan
hewan setelah Leeuwenhoek menemukan dunia mikroba menyebabkan paham generatio
spontanea melemah. Sukarlah untuk membuktikan bahwa mikroorganisme tidak
dibangkitkan secara spontan dan pada saat itu para penganut doktrin mulai kian
memusatkan tuntutannya akan pemunculan yang penuh rahasia oleh bentuk kehidupan
yang paling sederhana ini di dalam sari tumbuh-tumbuhan dan kaldu. Sehingga
mereka yang tidak percaya dengan paham
abiogenesis mikroorganisme selalu mengalami kesukaran untuk dapat membuktikan persoalan
yang rumit ini. Sebenarnya, barulah pertengahan abad ke sembilan belas
terkumpul bukti-bukti negatif yang cukup
banyak yang akhirnya meninggalkan secara umum doktrin ini (Stanier, 1980).
Pada percobaan Louis Pasteur pada tahun 1865
melakukan percobaan dengan labu yang berisi air kaldu yang di tutup oleh suatu
pipa yang melengkung seperti leher angsa dapat meyakinkan bahwa tidak ada
kehidupan yang dapat timbul dari benda mati. Maka disimpulkannya pendapat itu
dengan ucapan Omne vivum ex ovo, Omne ovom
ex vivo. Pendapat pasteur di dukung oleh Jhon Tyndall yang menemukan suatu
metode yang disebut : Tyndallisasi untuk mensterilkan media yang mengandung bakteri tahan panas yang
tidak dapat dimatikan dengan perebusan.
Ternyata bakteri yang tahan panas pembentuk spora.
Dengan demikian runtuhlah pandangan yang menganggap bahwa mikroba dapat terjadi
dari benda mati dan muncullah pahan biogenesis yang mengatakan bahwa makhluk
hidup berasal dari mahkul hidup sebelumnya (Ristiati,
2000).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal : Jumat, 29 Oktober 2010
Waktu : Pukul 13.30 s.d. 15.30
Tempat : Laboratorium Biologi Lantai
III Sebelah Timur
FMIPA UNM Makassar
B.
Alat dan Bahan
1.
Alat
a.
4 buah tabung reaksi
b.
1 buah rak tabung reaksi
c.
2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai
d.
1 buah klem kayu/penjepit tabung reaksi
2.
Bahan
a.
Alminium foil
b.
Kapas
c.
Korek api
d.
Label
e.
1 buah lampu spiritus
f.
40 ml kaldu cair
g.
1 potong lilin
C.
Prosedur Kerja
1.
Isi keempat tabung reaksi dengan kaldu
cair masing-masing 10 ml.
2.
Tabung I, sumbat dengan tutup
gabus/karet dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup.
3.
Tabung II, didihkan kaldunya di atas api
lampu spiritus selama 10 menit, biarkan terbuka (tanpa tutup).
4.
Tabung III, didihkan kaldunya di atas
api lampu spiritus selama 10 menit, segera tutup dengan gabus dan tetesi lilin
cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
5.
Tabung IV, air kaldu yang telah
dituangkan dibiarkan tanpa tutup dan tanpa dipanaskan.
6.
Letakkan semua tabung percobaan pada rak
tabung reaksi dan simpan di atas meja kerja anda, usahakan terhindar dari
gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
7.
Lakukan pengamatan dan pencatatan setiap
hari, selama seminggu.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
B.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diketahui
bahwa pada hari pertama belum ada reaksi yang terjadi pada ke empat tabung
reaksi.
Pada hari ke dua tabung tabung pertama
memperlihatkan warna hijau bening, berbau tapi tidak ada endapan, tabung ke dua
nampak keruh namun pada tabung ke dua
berbau dan terdapat endapan, tabung ketiga masih tetap jernih, tidak berbau dan
tidak ada endapan. sedangkan pada tabung ke empat berwarna hijau, berbau dan
terdapat endapan.
Pada hari ke tiga, ke empat dan ke lima, tabung
pertama dan ke empat berwarna hijau keruh, berbau dan terdapat endapan .
Sedangkan pada tabung ke dua nampak keruh berbau dan terdapat pula endapan. Dan
pada tabung ke tiga nampak masih jernih, tidak berbau tetapi terdapat endapan.
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Air kaldu mengalami perubahan baik warna maupun
baunya yang disebabkan oleh mikro organisme yang berasal dari udara kemudian
terkontaminasi dengan cairan kaldu, dimana mikro organisme tersebut diduga ada
dan tersebar di udara sehingga percobaan yang telah dilakukan dapat memperkuat
dan membuktikan teori biogenesis yaitu makhlik hidup berasal dari makhluk hidup
sebelumnya yang dikemukakan oleh ilmuan yang bernama Lazarro Spallanzani.
B.
Saran
1.
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum,
dilakukan secara teliti agar tidak terjadi manipulasi data dan hasil praktikum
bisa lebih baik.
2.
Sebaiknya waktu praktikum diperpanjang
atau disesuaikan dengan apa yang akan di praktekkan agar praktikum berjalan
lancar, benar dan tidak terburu-buru agar hasil praktikum bisa lebih baik.
3.
Sebaiknya laboratorium menyiapkan meja
praktikum dengan bentuk lingkaran agar kerjasama antara praktikan dapat terjaga
sehingga hasil praktikum bisa lebih baik.
DAFTAR
PUSTAKA
November
2010.
Lay, Bilbina. 1996. Kehidupan
Biologi. PAU Bioteknologi. Jakarta
Pelczar, Chan. 2007. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Ristiani, Ni Putu. 2008. Pengatur
Mikrobiologi Umum. Penerbit Proyek
Pengambangan
Guru Sekolah Menengah Hauston
Stainer, Adeiberg.
1980. Dunia Mikroba I . Jakarta : Bhratura Karya Aksara.
Tim Dosen Biologi 2010. Penuntun
Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA
UNM.
PERTANYAAN
:
1.
Apakah yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan kaldu pada percobaan tersebut
di atas ???
2.
Dari manakah datangnya makhluk hidup
yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldutersebut???
3.
Perubahan kaldu pada percobaan tersebut
di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana? Mengapa bisa terjadi
demikian?
4.
Pada tabung yang diperlakukan bagaiman
yang kaldunya tidak mengalami perubahan? Mengapa tidak terjadi perubahan warna
dan bau???
5.
Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara
tiba-tiba akan muncul makhluk hidup baru??
6.
Hasil percobaan di atas dapatkah
digunakan sebagai bukti untuk menyangkal pendapat Generatio spontanea? Jelaskan
!
JAWABAN
:
1.
Perubahan kaldu terjadi karena adanya mikroba yang
berasal dari udara yang kemudian masuk ke dalam tabung reaksi.
2.
Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan pada air kaldu
berasal dari udara.
3.
Pada tabung yang
berisi kaldu dan di tutup dengan sumbat
gabus dan ditetesi lilin cair pada sela antara mulut tabung dengan tutupnya tanpa
dipanaskan terjadi perubahan karena sebelum dimasukkan pada tabung reaksi kaldu
sudah terkontaminasi mikro organisme sehingga jika di tutup pun, mikroba akan
tetap tumbuh dalam kaldu tersebut, begitu pula pada tabung yang berisi kaldu,
dipanaskan hingga mendidih dan tidak di tutup akan memperlihatkan perubahan
karena daya hidup akan masuk ke dalam tabung. Dan terjadi hal serupa pada
tabung yang tidak diberi perlakuan apapun.
4.
Pada tabung yang kaldunya dipanaskan kemudian di tutup
dengan sumbat gabus serta di balut dengan lilin cair antara mulut tabung dan
tutupnya, karena pada saat dipanaskan, mikroorganisme yang ada pada kaldu,
telah mati kemudian langsung d tutup rapat sehingga daya hidup tidak masuk ke
dalam tabung dan air kaldu tidak memperlihatkan adanya perubahan.
5.
Tidak mungkin, karena secara spontan tidak bakalan ada
makhluk hidup yang tercipta dari air kaldu tersebut.
6.
Iya, karena Generatio Spontanea berpendapat sesuai
dengan apa yang dilihatnya tidak
mengetahui apa yang menyebabkannya
sehingga terjadi seperti demikian..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar