Sabtu, 21 April 2012

Laporan 2 Biologi Dasar

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sampai saat ini belum ada seoranag ilmuan yang berhasil memecahkan masalah bagaimana asal-usul kehidupan di bumi ini. Banyak teori atau paham-paham yang dikemukakan oleh ilmuan mengenai masalah tersebut, tetapi tak  satu pun yang dapat memberikan jawaban yang memuaskan. Sebenarnya sudah sangat lama manusia berusaha memberikan jawaban tentang masalah asal usul kehidupan tersebut. Namun jawaban tersebut hanya berupa dongeng atau mitos saja.
Teori yang dikemukakan dari Aristoteles yang dikenal dengan nama generation spontanea telah diragukan oleh banyak ahli, diantaranya Fransisco Redi, Spallanzani, dan Louis Pasteur. Mereka percaya bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.. Teori ini dikenal dengan teori biogenesis. Spallanzani salah satu ilmuan  yang meragukan teori Aristoteles, mengadakan suatu percobaan yang mana bahan percobaannya menggunakan air kaldu atau air rebusan daging dan dua buah labu.
Dari percobaan yang dilakukan Spallanzani maka dapat disimpulkan bahwa bau busuk air kaldu pada labu disebabkan oleh mikroorganisme bukan pada air kaldu. Lazarro Spallanzani juga menyimpulkan bahwa yang berada pada air kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu ( benda mati ) tetapi berasal dari kehidupan ( mikroba ) sebelumnya yang banyak tersebar di udara karena tidak ada daya kehidupan jika tabung tersebut di tutup tapi akan akan ada daya kehidupan dari organisme lain jika tabung percobaan di biarka tanpa tutup.
Untuk membuktikan kebenaran dari teori yang dikemukakan oleh lazarro Spallansani, maka dilakukanlah percobaan ini.
B.     Tujuan Praktikum
       Percobaan ini bertujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa mengikuti jalan pikiran dan langkah-langkah yang pernah dilakukan para ilmuan atau peneliti dalam memecahkan masalah biologi, khususnya asal-usul kehidupan.
C.     Manfaat praktikum
       Dapat membuka pikiran mahasiswa untuk selalu berusaha memecahkan atau mencari solusi suatu permasalahan terutama masalah biologi.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tantangan untuk menjelaskan asal usul kehidupan merupakan sumber krisis terbesar yang dihadapi teori evolusi. Alasannya, molekul-molekul organik sangat kompleks dan pembentukannya tidak mungkin dapat diterangkan sebagai suatu kebetulan. Selain itu, telah terbukti bahwa sel organik mustahil terbentuk secara kebetulan.
Evolusionis dihadapkan pada pertanyaan tentang asal usul kehidupan pada perempat kedua abad ke-20. Pakar terkemuka teori evolusi molekuler, evolusionis Rusia, Alexander I. Opari“Sayangnya, asal usul sel masih menjadi pertanyaan, yang merupakan titik tergelap dari teori evolusi yang utuh. “Kemunculan kehidupan di bumi adalah masalah terbesar yang belum terpecahkan” ( Anonim, 2010).
Pertanyaan “dari manakah asal kehidupan?”, telah dicoba dijawab dengan berbagai teori dan percobaan. Diantaranya adalah percobaan Spallanzani yang meragukan kebenaran Abiogenesis / Generatio spontanea dari Aristoteles (Tim pengajar, 2010).
Bagaiman makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa di ungkap para ilmuan. Secara umum, teori asal-usul kehidupan ada dua yaitu, abiogenesis ( makhluk hidup berasal dari benda mati dan biogenesis ) makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya.
Teori generatio spontanea pertama kali dikemukakan oleh seorang bangsa yunani, yaitu Aristoteles ( 394 - 322 sebelum masehi ). Teorinya mengatakan bahwa makhluk hidup pertama penghuni bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena adanya daya hidup. Paham generatio spontanea bertahan cukup lama yaitu sejak zaman yunani kuno, ( ratusan tahun sebelum masehi ) hingga pertengahan abad ke – 17. Pada abad ini paham generatio spontanea seolah-olah  diperkuat oleh Antonie Van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik ( makhluk hidup ) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah memperkuat paham abiogenesis (Bilbina, 1996).
Jika abiogenesis  dan generatio spontanea digabungkan maka pendapat paham tentang asal-usul kehidupan adalah makhluk hidup yang pertama kali di bumi berasal dari benda mati/tak hidup yang terjadinya secara spontan, misalnya : ikan dan katak berasal dari lumpur, cacing berasal dari tanah dan belatung berasal dari daging yang membusuk. Lazarro Spallanzani (1729-1799), dalam usahanya untuk membuktikan bahwa konsepsi abiogenesis itu tidak benar, mendidihkan kaldu daging, yaitu satu larutan nutrien  dalam labu selama satu jam lalu wadah tersebut ditutupi rapat-rapat. Maka tak ada jasad renik dalam labu tersebut. Tetapi hasil percobaannya ini dikuatkan lagi dengan rangkaian Needham bahwa mikroba tidaklah muncul karena generasi spontan. Needham bersikeras bahwa diperlukan udara untuk generasi spontan mikroba dan bahwa udara itu dikeluarkan dari labu selagi percobaan Spallanzani maka tak ada mikroba yang muncul.  Perbedaan pendapat ini  dipecahkan 80 atau 90 tahun kemudian oleh dua peneliti secara terpisah, yaitu Franz schulze (1815-1873) dan Theodor Schwann (1810-1882). Schulze malalukan udara melewati larutan asam pekat ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan, sedangkan Schwann melalukan udara melalui tabung membara ke dalam labu berisi kaldu daging yang dididihkan. Maka di dalam masing-masing labu itu tidak ada mikroba karena tertutuo oleh asam dan panas yang luar biasa. Namun tetap saja hal ini belum meyakinkan mereka yang menyokong konsep abiogenesis ( Pelczar, 2007 ).
Percobaan Francesco Redi, seorang dokter berbangsa Itali, memperoleh hasil dari percobaannya. Ditunjukkannya bahwa ulat yang berkembang dalam daging busuk adalah tinglkatan larva pada lalat dan tidak akan terjadi jika daging disimpan disuatu tempat yang ditutup dengan kain halus sehinggah lalat tidak dapat menaruh telurnya pada kasa. Dalam percobaan seperti itu, Redi menghancurkan dongeng bahwa ulat secara spontan berkembang biak dari daging. Karena itu, adanya penelitian mengenai perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan setelah Leeuwenhoek menemukan dunia mikroba menyebabkan paham generatio spontanea melemah. Sukarlah untuk membuktikan bahwa mikroorganisme tidak dibangkitkan secara spontan dan pada saat itu para penganut doktrin mulai kian memusatkan tuntutannya akan pemunculan yang penuh rahasia oleh bentuk kehidupan yang paling sederhana ini di dalam sari tumbuh-tumbuhan dan kaldu. Sehingga mereka yang tidak percaya dengan  paham abiogenesis mikroorganisme selalu mengalami kesukaran untuk dapat membuktikan persoalan yang rumit ini. Sebenarnya, barulah pertengahan abad ke sembilan belas terkumpul bukti-bukti negatif  yang cukup banyak yang akhirnya meninggalkan secara umum doktrin ini (Stanier, 1980).
Pada percobaan Louis Pasteur pada tahun 1865 melakukan percobaan dengan labu yang berisi air kaldu yang di tutup oleh suatu pipa yang melengkung seperti leher angsa dapat meyakinkan bahwa tidak ada kehidupan yang dapat timbul dari benda mati. Maka disimpulkannya pendapat itu dengan ucapan Omne vivum ex ovo, Omne ovom ex vivo. Pendapat pasteur di dukung oleh Jhon Tyndall yang menemukan suatu metode yang disebut : Tyndallisasi untuk mensterilkan media  yang mengandung bakteri tahan panas yang tidak dapat dimatikan dengan perebusan.
Ternyata bakteri yang tahan panas pembentuk spora. Dengan demikian runtuhlah pandangan yang menganggap bahwa mikroba dapat terjadi dari benda mati dan muncullah pahan biogenesis yang mengatakan bahwa makhluk hidup berasal dari mahkul hidup sebelumnya (Ristiati, 2000).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
       Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari, Tanggal        : Jumat, 29 Oktober 2010
Waktu                   : Pukul 13.30 s.d. 15.30
Tempat                  : Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
   FMIPA UNM Makassar
B.     Alat dan Bahan
1.      Alat
a.       4 buah tabung reaksi
b.      1 buah rak tabung reaksi
c.       2 buah sumbat gabus/karet yang sesuai
d.      1 buah klem kayu/penjepit tabung reaksi
2.      Bahan
a.       Alminium foil
b.      Kapas
c.       Korek api
d.      Label
e.       1 buah lampu spiritus
f.       40 ml kaldu cair
g.      1 potong lilin

C.     Prosedur Kerja
1.      Isi keempat tabung reaksi dengan kaldu cair masing-masing 10 ml.
2.      Tabung I, sumbat dengan tutup gabus/karet dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutup.
3.      Tabung II, didihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 10 menit, biarkan terbuka (tanpa tutup).
4.      Tabung III, didihkan kaldunya di atas api lampu spiritus selama 10 menit, segera tutup dengan gabus dan tetesi lilin cair sela antara mulut tabung dengan tutupnya.
5.      Tabung IV, air kaldu yang telah dituangkan dibiarkan tanpa tutup dan tanpa dipanaskan.
6.      Letakkan semua tabung percobaan pada rak tabung reaksi dan simpan di atas meja kerja anda, usahakan terhindar dari gangguan hewan, cahaya matahari langsung dan sumber panas lainnya.
7.      Lakukan pengamatan dan pencatatan setiap hari, selama seminggu.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum



B.     Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, maka dapat diketahui bahwa pada hari pertama belum ada reaksi yang terjadi pada ke empat tabung reaksi.
Pada hari ke dua tabung tabung pertama memperlihatkan warna hijau bening, berbau tapi tidak ada endapan, tabung ke dua  nampak keruh namun pada tabung ke dua berbau dan terdapat endapan, tabung ketiga masih tetap jernih, tidak berbau dan tidak ada endapan. sedangkan pada tabung ke empat berwarna hijau, berbau dan terdapat endapan.
Pada hari ke tiga, ke empat dan ke lima, tabung pertama dan ke empat berwarna hijau keruh, berbau dan terdapat endapan . Sedangkan pada tabung ke dua nampak keruh berbau dan terdapat pula endapan. Dan pada tabung ke tiga nampak masih jernih, tidak berbau tetapi terdapat endapan. 


BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Air kaldu mengalami perubahan baik warna maupun baunya yang disebabkan oleh mikro organisme yang berasal dari udara kemudian terkontaminasi dengan cairan kaldu, dimana mikro organisme tersebut diduga ada dan tersebar di udara sehingga percobaan yang telah dilakukan dapat memperkuat dan membuktikan teori biogenesis yaitu makhlik hidup berasal dari makhluk hidup sebelumnya yang dikemukakan oleh ilmuan yang bernama Lazarro Spallanzani.
B.     Saran
1.      Sebaiknya pada saat melakukan praktikum, dilakukan secara teliti agar tidak terjadi manipulasi data dan hasil praktikum bisa lebih baik.
2.      Sebaiknya waktu praktikum diperpanjang atau disesuaikan dengan apa yang akan di praktekkan agar praktikum berjalan lancar, benar dan tidak terburu-buru agar hasil praktikum bisa lebih baik.
3.      Sebaiknya laboratorium menyiapkan meja praktikum dengan bentuk lingkaran agar kerjasama antara praktikan dapat terjaga sehingga hasil praktikum bisa lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Asal Usul Kehidupan. http://www.google.com di akses 2
November 2010.
Lay, Bilbina. 1996. Kehidupan Biologi. PAU Bioteknologi. Jakarta
Pelczar, Chan. 2007. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI Press.
Ristiani, Ni Putu. 2008. Pengatur Mikrobiologi Umum. Penerbit Proyek
Pengambangan Guru Sekolah Menengah Hauston
Stainer, Adeiberg. 1980. Dunia Mikroba I . Jakarta : Bhratura Karya Aksara. 
Tim Dosen Biologi 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA
UNM.

PERTANYAAN :
1.      Apakah yang menjadi penyebab terjadinya perubahan kaldu pada percobaan tersebut  di atas ???
2.      Dari manakah datangnya makhluk hidup yang menyebabkan terjadinya perubahan kaldutersebut???
3.      Perubahan kaldu pada percobaan tersebut di atas terjadi pada tabung yang diperlakukan bagaimana? Mengapa bisa terjadi demikian?
4.      Pada tabung yang diperlakukan bagaiman yang kaldunya tidak mengalami perubahan? Mengapa tidak terjadi perubahan warna dan bau???
5.      Mungkinkah dari bahan kaldu itu secara tiba-tiba akan muncul makhluk hidup baru??
6.      Hasil percobaan di atas dapatkah digunakan sebagai bukti untuk menyangkal pendapat Generatio spontanea? Jelaskan !
JAWABAN :
1.      Perubahan kaldu terjadi karena adanya mikroba yang berasal dari udara yang kemudian masuk ke dalam tabung reaksi.
2.      Makhluk hidup yang menyebabkan perubahan pada air kaldu berasal dari udara.
3.      Pada tabung  yang berisi kaldu dan di tutup  dengan sumbat gabus dan ditetesi lilin cair pada sela antara mulut tabung dengan tutupnya tanpa dipanaskan terjadi perubahan karena sebelum dimasukkan pada tabung reaksi kaldu sudah terkontaminasi mikro organisme sehingga jika di tutup pun, mikroba akan tetap tumbuh dalam kaldu tersebut, begitu pula pada tabung yang berisi kaldu, dipanaskan hingga mendidih dan tidak di tutup akan memperlihatkan perubahan karena daya hidup akan masuk ke dalam tabung. Dan terjadi hal serupa pada tabung yang tidak diberi perlakuan apapun.
4.      Pada tabung yang kaldunya dipanaskan kemudian di tutup dengan sumbat gabus serta di balut dengan lilin cair antara mulut tabung dan tutupnya, karena pada saat dipanaskan, mikroorganisme yang ada pada kaldu, telah mati kemudian langsung d tutup rapat sehingga daya hidup tidak masuk ke dalam tabung dan air kaldu tidak memperlihatkan adanya perubahan.
5.      Tidak mungkin, karena secara spontan tidak bakalan ada makhluk hidup yang tercipta dari air kaldu tersebut.
6.      Iya, karena Generatio Spontanea berpendapat sesuai dengan apa yang dilihatnya  tidak mengetahui apa yang  menyebabkannya sehingga terjadi seperti demikian..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

doo..ree..mii..

Berharap Tepukan Tangan dari Semua Orang dengan apa yang Menjadi Milikku Kelak Tentunya dengan Usaha dan Kemampuan yang Aku Miliki

Mulailah setiap pekerjaanmu dengan sebuah senyuman dan pikiran yang positif

‘when there is a will, there is a way’

L
L
I
K
D
t
u
o
b
a