Sabtu, 21 April 2012

Laporan 6 Biologi Dasar



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Semua makhluk hidup memerlukan energi. Energi tersebut digunakan untuk tubuh, bergerak, mencari makan, mengeluarkan sisa-sisa makanan, memanggapi rangsangan, dan reproduksi.
Sumber energi utama bagi makhluk hidup dibumi adalah matahari. Energi matahari ditangkap tumbuhan dan diubah menjadi persenyawaan kimia. Selanjutnya enegi kimia yang tersimpandalam tumbuhan berpindah ke makhluk hidup lain pada saat tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh makhluk hidup. Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi perombakan persenyawaan kimia untuk berbagai keperluan hidupnya. Proses tersebut dikenal dengan metabolisme.
Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reaksi penyusun ( anabolisme ) dan reaksi penguraian ( katabolisme ). Salah satu contoh dari metabolisme adalah respirasi. Respirasi adalah proses pengikatan oksigen ( O2 ) dan pelepasan karbon dioksida ( CO2 ) untuk menguraikan bahan makanan dan menghasilkan suatu energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel-sel hewan dan manusia.
Kebutuhan oksigen untuk melakukan respirasi pada setiap makhluk hidup berbeda-beda tergantung dari jenis dan ukuran berat tubuh makhluk hidup tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis dan berat tubuh makhluk hidup terhadap kebutuhan oksigennya, maka pada kesempatan ini kami akan melakukan praktikum mengenai rspirasi.

.
B.     Tujuan Praktikum
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu membuktikan bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen untuk respirasinya serta membandingkan kebutuhan oksigen beberapa organisme menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.
C.     Manfaat praktikum
Agar mahasiswa lebih mengetahui pentingnya oksigen dalam proses respirasi makhluk hidup serta mengetahui perbandingan oksigen yang dibutuhkan menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
     Hari, Tanggal         : Jumat, 12 November 2010
     Waktu                    : Pukul 13.30 s.d. 15.30
     Tempat                   : Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
                                            FMIPA UNM Makassar
B.     Alat dan Bahan
C.     Prosedur Kerja
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum
B.     Pembahaasan

BAB V
PENUTUP
A.      Kesimpulan
B.     Saran
1.      Sebaiknya pada saat melakukan praktikum, dilakukan secara teliti agar tidak terjadi manipulasi data dan hasil praktikum bisa lebih baik.
2.      Sebaiknya laboratorium menyiapkan meja praktikum dengan bentuk lingkaran agar kerjasama antara praktikan dapat terjaga sehingga hasil praktikum bisa lebih baik.
3.      Sebaiknya preparat yang disediakan adalah preparat yang layak untuk dipakai , agar mahasiswa mengetahui apa-apa yang berkaitan dengan jaringan melalui pengamatannya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2008. Jaringan. http:// id. Wikipedia.org / wiki / jaringan. Diakses 18
            November 2008.
Ilham, Latunra. 2003. Diktat Biologi Dasar. Program Tingkat Pertama Bersama UH.
Riandari, Henny. 2009. Theory and Aplication of Biology. Yogyakarta : Gadjah
            mada university press.
Susilowati, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Biologi Hewan, Fisiologi Tumbuhan,
            Zoologi Vertebrata, Struktur Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
            Universitas Negeri Malang.
Tim Dosen Biologi 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM.












PERTANYAAN :
1.       
JAWABAN :
1.       























HALAMAN PENGESAHAN
       Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum dengan judul “ Respirasi ” disusun oleh :
       Nama        : Ninik Indriany
       Nim          : 101 404 001
       Kelas       : A
       Kelompok : VIII
Telah diperiksa dan dikonsultasikan kepada Asisten/Koordinator Asisten maka dinyatakan diterima.

                                                                                          Makassar,      Desember 2010

  Koordinator Asisten                                                                         Asisten



Suhaedir Bachtiar S.Pd                                                   Muh. Rizaldy Triaz Jaya Putra
                                                                                                   NIM : 081 404 086


                                                            Mengetahui
                                                Dosen Penanggung Jawab



                                                   Drs. H. Hamka L, M.S
                                                 NIP: 1962123119870005



BAB I
PENDAHULUAN
D.    Latar Belakang
Setiap hari manusia bergerak dan melakukan aktivitasnya masing-masing. Ada yang kuliah, belajar, mengajar dan lain-lain. Bekerja tidak hanya dalam hal itu, seseorang yang dalam keadaan berbaring juga melakukan kerja.
Dalam bekerja semua makhluk hidup memerlukan energi. Energi tersebut digunakan untuk tubuh, bergerak, mencari makan, mengeluarkan sisa-sisa makanan, memanggapi rangsangan, dan reproduksi.
Sumber energi utama bagi makhluk hidup dibumi adalah matahari. Energi matahari ditangkap tumbuhan dan diubah menjadi persenyawaan kimia. Selanjutnya enegi kimia yang tersimpandalam tumbuhan berpindah ke makhluk hidup lain pada saat tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh makhluk hidup. Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi perombakan persenyawaan kimia untuk berbagai keperluan hidupnya. Proses tersebut dikenal dengan istilah metabolisme.
Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reaksi penyusun ( anabolisme ) dan reaksi penguraian ( katabolisme ). Salah satu contoh dari metabolisme adalah respirasi. Respirasi adalah proses pengikatan oksigen ( O2 ) dan pelepasan karbon dioksida ( CO2 ) untuk menguraikan bahan makanan dan menghasilkan suatu energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel-sel hewan dan manusia.
Kebutuhan oksigen untuk melakukan respirasi pada setiap makhluk hidup berbeda-beda tergantung dari jenis dan ukuran berat tubuh makhluk hidup tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis dan berat tubuh makhluk hidup terhadap kebutuhan oksigennya, maka pada kesempatan ini kami akan melakukan praktikum mengenai respirasi.

E.     Tujuan Praktikum
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu membuktikan bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen untuk respirasinya serta membandingkan kebutuhan oksigen beberapa organisme menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.
F.     Manfaat praktikum
Agar mahasiswa lebih mengetahui pentingnya oksigen dalam proses respirasi makhluk hidup serta mengetahui perbandingan oksigen yang dibutuhkan menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Respirasi adalah proses oksidasi bahan makanan atau bahan organik yang terjadi di dalam sel yang dapat dilakukan secara aerob maupun secara anaerob. Dalam kondisi aerob, respirasi ini memerlukan oksigen bebas dan melepasakan karbondioksida serta energi. Apabila yang dioksidasi adalah gula, maka reaksi yang terjadi adalah : C6H12O6  +  6H2O                  6CO2  +  6H2O  +  energi. Jumlah CO2 yang dihasilkan dan jumlah O2 yang digunakan dalam respirasi aerob tidak selalu sama. Hal ini tergantung pada jenis bahan yang digunakan. Perbandingan antara jumlah CO2 yang dilepas dan jumlah O2 yang dibutuhkan disebut Respiratory Quotient (RQ). Untuk karbohidrat nilai RQ-nya = 1. Nilai RQ ini dapat bervariasi tergantung pada bahan untuk respirasi, sempurna tidaknya respirasi dan kondisi-kondisi lainya ( Tim Pengajar, 2010 ).
Respirasi merupakan proses pertukaran gas yang keluar masuk saluran pernafasan yang melibatkan sistem kardiovaskuler dan kondisi hematologis. Kandungan oksigen di udara bebas (atmosfir) mengandung konsentrasi sebesar 21 %, melalui mekanisme ventilasi akan masuk ke alveoli kemudian terjadi proses pertukaran gas yang disebut proses difusi. Difusi adalah suatu perpindahan/ peralihan O2 dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana konsentrasi O2 yang tinggi di alveoli akan beralih ke kapiler paru dan selanjutnya didistribusikan melalui darah dalam 2 (dua) bentuk yaitu : 1,34 ml O2 terikat dengan 1 gram Hemoglobin (Hb) dengan persentasi kejenuhan yang disebut dengan “Saturasi O2” (SaO2), dan 0,003 ml O2 terlarut dalam 100 ml plasma pada tekanan parsial O2 di arteri (PaO2) 1 mmHg ( Anonim, 2010 ).
Banyaknya O2 yang ditransportasikan dalam darah disebut dengan “Oxigen Delivery” (DO2) dengan rumus : DO2 = (10 x CaO2) x CO. Yang mana CO adalah “Cardiac Output” (Curah Jantung). Curah jantung sangat tergantung kepada besar dan ukuran tubuh, maka indikator yang lebih tepat dan akurat adalah dengan menggunakan parameter “Cardiac Index” (CI). Oleh karena itu formulasi DO2 yang lebih tepat adalah : DO2 = (10 x CaO2) x CI. Selanjutnya O2 didistribusikan ke jaringan sebagai konsumsi O2 (VO2) Nilai VO2 dapat diperoleh dengan perbedaan kandungan O2 arteri dan vena serta CI dengan formulasi sebagai berikut : VO2 = (CaO2 – CvO2) x CI.Selain faktor difusi dan pengangkutan O2 dalam darah maka faktor masuknya O2 kedalam alveoli yang disebut sebagai ventilasi alveolar (Anonim, 2010).
Ventilasi alveolar merupakan salah satu bagian yang penting karena O2 pada tingkat alveoli berperan utama dalam proses difusi. Besarnya ventilasi alveolar berbanding lurus dengan banyaknya udara yang masuk keluar paru, laju nafas, udara dalam jalan nafas serta keadaan metabolik. Banyaknya udara keluar masuk paru dalam setiap kali bernafas disebut sebagai “Volume Tidal” (VT) yang bervariasi tergantung pada berat badan. Nilai VT normal pada orang dewasa berkisar 500 – 700 ml dengan menggunakan “Wright’s Spirometer”. Volume nafas yang berada di jalan nafas dan tidak ikut dalam pertukaran gas disebut sebagai “Dead Space” (VD) (Ruang Rugi) dengan nilai normal sekitar 150 - 180 ml yang terbagi atas tiga yaitu : Anatomic Dead Space, Alveolar Dead Space, dan Physiologic Dead Space. Anatomic Dead Space yaitu volume nafas yang berada di dalam mulut, hidung dan jalan nafas yang tidak terlibat dalam pertukaran gas. Alveolar Dead Space yaitu volume nafas yang telah berada di alveoli, akan tetapi tidak terjadi pertukaran gas yang dapat disebabkan karena di alveoli tersebut tidak ada suplai darah. Dan atau udara yang ada di alveoli jauh lebih besar jumlahnya dari pada aliran darah pada alveoli tersebut.Ventilasi alveolar dapat diperoleh dari selisih volume Tidal dan ruang rugi, dengan laju nafas dalam 1 menit VA = (VT – VD) x RR. Sedangkan tekanan parsial O2 di alveolar (PaO2) diperoleh dari fraksi O2 inspirasi (FiO2) yaitu 20,9 % yang ada di udara, tekanan udara, tekanan uap air, tekanan parsial CO2 di arteri. Demikian faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi dimana respirasi tidak saja pertukaran gas pada tingkat paru (respirasi eksternal) tetapi juga pertukaran gas yang terjadi pada tingkat sel ( Anonim, 2010 ).
Proses respirasi yakni pengoksidasian metabolit oleh organisme saat ada oksigen untuk menangkap energi yang dikandung dalam ikatan-ikatan metabolit. Respirasi tidak hanya menghasilkan energi, melainkan juga produk-produk samping berupa karbondioksida dan air. (Serupa dengan itu, proses glikolosis dan fermentasi memecah metabolit untuk memperoleh energi dan menghasilkan produk samping). Pertukaran gas dengan suatu cara diperlukan untuk menyediakan oksigen bagi sel-sel dan menyingkirkan karbondioksida. Proses tersebut dikenal dengan nama respirasi.untuk membedakan kedua bentuk respirasi, kita hanya menyebut proses oksidatif sebagai respirasi internal atau seluler, sedangkan pertukaran gas kita sebut respirasi eksternal atau organismik ( Fried, 2003 ).
Ketersediaan gas dinyatakan dengan tekanan parsial, yaitu tekanan gas tersebut berada di dalam suatu campuran gas. Tekanan parsial menentukan adanya oksigen, karena dapat mem[pengaruhi jumlah oksigen yang akan larut dalam larutan. Oksigen terus tersedia dalam larutan  sebelum dapat dimanfaatkan oleh organisme atau sel-selnya. Organisme air mendapat oksigen dari oksigewn yang laruit dalam air. Pada hewan darat , oksigen pertama larut  dalam permukaan tubuh atau alat pernafasan yang basah lalu masuk ke dalam darah atau cairan tubuh ( Ville, 1999 ).
Trakea merupakan alat pernafasan khas terdapat pada insekta, terdiri atas suatu sistem pembuluh udara (trakhea) yang bercabang-cabang, dimulai dari cabang yang paling besar, yang makin lama percabangan tadi makin kecil dan akhirnya masing-masing cabang kecil tadi berakhir pada sel tubuh. Udara masuk ke dalam sistem trakhea melalui lubang-lubang pada sisi kanan dan kiri tubuh insekta. Sistem trakhea merupakan sistem pernapasan yang sederhana, karena sel-sel dapat berhubungan langsung dengan udara luar melalui pembuluh udara. Pertukaran gas pada sistem trakea mungkin hanya secara difusi, tetapi pada beberapa insekta, khususnya insekta yang aktif, pada bagian tertentu dari sistem trakeanya diduga memiliki suatu sistem pemompaan udara satu arah. Keuntungan sistem pemompaan udara satu arah adalah dapat terjadi pertukaran gas yang lebih baik jika dibandingkan dengan sistem pemompaan dua arah  atu keluar masuk melalui satu lubang                 ( Soewolo, 2000 ).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
D.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
     Hari, Tanggal         : Jumat, 12 November 2010
     Waktu                    : Pukul 13.30 s.d. 15.30
     Tempat                   : Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
                                            FMIPA UNM Makassar
E.     Alat dan Bahan. 

F.     Prosedur Kerja
1.         Percobaan I
a.         Mengambil 1 ekor belalang (Dissosteria carolina) dan 1 ekor kecoa (Blatta orientalis) dengan ukuran berat tubuh yang sama.
b.        Memasukkan belalang ke dalam tabung respirometer A dan kecoa ke dalam tabung respirometer B.
c.         Membungkus dengan kapas tipis 2 butir kristal KOH, kemudian memasukkannya ke dalam di leher tabung respirometer.
d.        Menutup tabung respirometer dengan penutupnya yang berhubungan dengan kaca berskala, kemudian meletakkannya pada sandarannya.
e.         Mengolesi dengan vaselin sambungan tabung respirometer dengan penutupnya untuk mencegah kebocoran.
f.         Menetesi larutan eosin pada ujung pipa berskala sampai ada yang masuk ke dalam salurannya.
g.        Mengamati pergeseran eosin sepanjang saluran pipa kaca berskala, kemudian memcatat jarak pergeseran eosin mulai dari skala 0,0 setiap 1 menit.
h.        Melakukan pengamatan sampai eosin tiba pada skala 1,0 atau eosin tidak bergerak lagi.
2.         Percobaan II
a.         Membersihkan respirometer simple yang telah digunakan.
b.        Dengan tata urutan kerja yang sama pada percobaan I, melakukan percobaan II dengan menggunakan belalang.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
C.    Hasil Praktikum
Tabel hasil percobaan bahan I : Kecoa (Blatta orientalis)

No .
Menit ke-n
Skala
Keterangan
1
5 = 300 sekon
0,47
0,00156
2
10 = 600 sekon
0,71
0,0012
3
15 = 900 sekon
0,89
9,8 x 10­
4
16 = 960 sekon
0,90
9,3 x 10

Tabel hasil percobaan bahan II : Belalang  (Dissosteria carolina)

No .
Menit ke-n
Skala
Keterangan
1
5 = 300 sekon
0,37
1,2 x 10 ³
2
10 = 600 sekon
0,50
8,3 x 10
3
14,11 = 900 sekon
0,90
1, 05 x 10­

D.    Pembahaasan
    Pada percobaan I dan II, jika dibandingkan kecepatan respirasi spesies yang berbeda , antara belalang dan kecoa yaitu pada menit ke lima pada belalang menunjukkan skala 0,37 sedangkan pada kecoa menunjukkan skala 0,47, pada menit ke sepuluh pada belalang menunjukkan skala 0,50 sedangkan kecoa pada skala 0,71, pada menit ke 14,11 pada belalang skala menunjukkan 0,90 sedangkan pada kecoa masih membutuhkan waktu yang lama sebab masih mengalami proses pada menit ke limabelas yaitu menunjukkan pada skala 0,89, dan masih berlanjut pada menit ke enambelas yaitu pada skala 0, 90. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan bernafas belalang lebih cepat dari pada kecoa dan  menunjukkan bahwa setiap organisme memerlukan jumlah oksigen yang berbeda untuk melakukan respirasi. Banyak atau sedikitnya oksigen yang dibutuhkan akan mempengaruhi kecepatan respirasinya.begitu pula dengan spesies yang sama namun berbeda berat kebutuhan oksigennya untuk melakukan respirasi pun berbeda. Hal ini pun sesuai dengan teori, yang mengatakan bahwa semakin besar atau semakin berat tubuh suatu organisme maka kebutuhan oksigennya pun lebih banyak.


BAB V
PENUTUP
C.          Kesimpulan
Setiap makhluk membutuhkan oksigen dalam melakukan proses respirasi.Banyaknya oksigen yang dibutuhkan suatu organisme untuk melakukan respirasi berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh jenis, ukuran, berat, aktivitas dan keadaan tubuhnya. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan bernafas belalang lebih cepat dari pada kecoa dan  menunjukkan bahwa setiap organisme memerlukan jumlah oksigen yang berbeda untuk melakukan respirasi. Banyak atau sedikitnya oksigen yang dibutuhkan akan mempengaruhi kecepatan respirasinya.
D.           Saran
1.    Laboratorium sebaiknya menyiapkan semua alat-alat dibutuhkan dibutuhkan dalam praktikum.
2.    Sebaiknya asisten terus mendampingi para praktikan selama praktikum berlangsung.
3.    Praktikan harus teliti melihat penunjukan respirometer dan berhati-hati dalam.


DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2010. Respirasi. http:// id.Wikipedia.org / wiki / jaringan. Diakses 8
            Desember 2010.
Fried, George, dkk. 2003. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Soewolo . 2000. Pengantar Fisiologi Hewan .Proyek Pengembangan Guru Sekolah
            Menengah IBRD Loan.
Ville, Claude, dkk. 1999. Zoologi Umum Edisi Keenam. Jakarta : Erlannga.
Tim Dosen Biologi 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM.


PERTANYAAN :
2.            Apa fungsi KOH yang dibungkus dengan kapas???
3.            Mengapa eosin mengalami pergeseran ke arah tabung respirometer (kearah dalam) ????
JAWABAN :
1.        Fungsi KOH yaitu untuk mengikat karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh hewan dan tumbuhan yang ada pada tabung respirometer.
2.        Larutan eosin yang diteteskan pada pipa kaca berskala bergerak karena organisme yang ada pada tabung tersebut melakukan proses respirasi sehingga menyebabkan volume oksigen yang berada dalam tabung respirometer berkurang sehingga menyebabkan udara yang berada pada pipa kaca berskala terisap masuk ke dalam tabung sehingga larutan eosin yang berada pada pipa kaca berskala juga ikut terisap sehingga larutan tersebut bergerak.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

doo..ree..mii..

Berharap Tepukan Tangan dari Semua Orang dengan apa yang Menjadi Milikku Kelak Tentunya dengan Usaha dan Kemampuan yang Aku Miliki

Mulailah setiap pekerjaanmu dengan sebuah senyuman dan pikiran yang positif

‘when there is a will, there is a way’

L
L
I
K
D
t
u
o
b
a