BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Semua makhluk hidup memerlukan energi. Energi
tersebut digunakan untuk tubuh, bergerak, mencari makan, mengeluarkan sisa-sisa
makanan, memanggapi rangsangan, dan reproduksi.
Sumber energi utama bagi makhluk hidup dibumi adalah
matahari. Energi matahari ditangkap tumbuhan dan diubah menjadi persenyawaan
kimia. Selanjutnya enegi kimia yang tersimpandalam tumbuhan berpindah ke
makhluk hidup lain pada saat tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh makhluk hidup.
Di dalam tubuh makhluk hidup terjadi perombakan persenyawaan kimia untuk
berbagai keperluan hidupnya. Proses tersebut dikenal dengan metabolisme.
Metabolisme dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
reaksi penyusun ( anabolisme ) dan reaksi penguraian ( katabolisme ). Salah
satu contoh dari metabolisme adalah respirasi. Respirasi adalah proses
pengikatan oksigen ( O2 ) dan pelepasan karbon dioksida ( CO2
) untuk menguraikan bahan makanan dan menghasilkan suatu energi. Respirasi
dilakukan oleh semua sel penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel-sel
hewan dan manusia.
Kebutuhan oksigen untuk melakukan respirasi pada
setiap makhluk hidup berbeda-beda tergantung dari jenis dan ukuran berat tubuh
makhluk hidup tersebut. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh jenis dan
berat tubuh makhluk hidup terhadap kebutuhan oksigennya, maka pada kesempatan
ini kami akan melakukan praktikum mengenai rspirasi.
.
B.
Tujuan Praktikum
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan
mampu membuktikan bahwa organisme hidup membutuhkan oksigen untuk respirasinya
serta membandingkan kebutuhan oksigen beberapa organisme menurut jenis dan
ukuran berat tubuhnya.
C.
Manfaat praktikum
Agar mahasiswa lebih mengetahui pentingnya oksigen
dalam proses respirasi makhluk hidup serta mengetahui perbandingan oksigen yang
dibutuhkan menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari,
Tanggal : Jumat, 12 November 2010
Waktu :
Pukul 13.30 s.d. 15.30
Tempat :
Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
FMIPA UNM Makassar
B.
Alat dan Bahan
C.
Prosedur Kerja
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Praktikum
B.
Pembahaasan
BAB
V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
B.
Saran
1.
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum,
dilakukan secara teliti agar tidak terjadi manipulasi data dan hasil praktikum
bisa lebih baik.
2.
Sebaiknya laboratorium menyiapkan meja
praktikum dengan bentuk lingkaran agar kerjasama antara praktikan dapat terjaga
sehingga hasil praktikum bisa lebih baik.
3.
Sebaiknya preparat yang disediakan
adalah preparat yang layak untuk dipakai , agar mahasiswa mengetahui apa-apa
yang berkaitan dengan jaringan melalui pengamatannya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim .2008. Jaringan. http:// id.
Wikipedia.org / wiki / jaringan. Diakses 18
November
2008.
Ilham, Latunra. 2003. Diktat
Biologi Dasar. Program Tingkat Pertama Bersama UH.
Riandari, Henny. 2009. Theory and
Aplication of Biology. Yogyakarta : Gadjah
mada
university press.
Susilowati, dkk. 2000. Petunjuk
Praktikum Biologi Hewan, Fisiologi Tumbuhan,
Zoologi
Vertebrata, Struktur Hewan, Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA
Universitas
Negeri Malang.
Tim Dosen Biologi 2010. Penuntun
Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM.
PERTANYAAN :
1.
JAWABAN :
1.
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Lengkap Praktikum Biologi Umum
dengan judul “ Respirasi ” disusun oleh :
Nama :
Ninik Indriany
Nim :
101 404 001
Kelas :
A
Kelompok : VIII
Telah diperiksa
dan dikonsultasikan kepada Asisten/Koordinator Asisten maka dinyatakan
diterima.
Makassar, Desember 2010
Koordinator Asisten Asisten
Suhaedir Bachtiar S.Pd
Muh. Rizaldy Triaz Jaya
Putra
NIM : 081 404 086
Mengetahui
Dosen
Penanggung Jawab
Drs. H. Hamka L, M.S
NIP: 1962123119870005
BAB I
PENDAHULUAN
D. Latar Belakang
Setiap hari manusia bergerak dan melakukan aktivitasnya
masing-masing. Ada yang kuliah, belajar, mengajar dan lain-lain. Bekerja tidak
hanya dalam hal itu, seseorang yang dalam keadaan berbaring juga melakukan
kerja.
Dalam bekerja semua makhluk hidup
memerlukan energi. Energi tersebut digunakan untuk tubuh, bergerak, mencari
makan, mengeluarkan sisa-sisa makanan, memanggapi rangsangan, dan reproduksi.
Sumber
energi utama bagi makhluk hidup dibumi adalah matahari. Energi matahari
ditangkap tumbuhan dan diubah menjadi persenyawaan kimia. Selanjutnya enegi
kimia yang tersimpandalam tumbuhan berpindah ke makhluk hidup lain pada saat
tumbuhan tersebut dikonsumsi oleh makhluk hidup. Di dalam tubuh makhluk hidup
terjadi perombakan persenyawaan kimia untuk berbagai keperluan hidupnya. Proses
tersebut dikenal dengan istilah
metabolisme.
Metabolisme
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu reaksi penyusun ( anabolisme ) dan
reaksi penguraian ( katabolisme ). Salah satu contoh dari metabolisme adalah
respirasi. Respirasi adalah proses pengikatan oksigen ( O2 ) dan
pelepasan karbon dioksida ( CO2 ) untuk menguraikan bahan makanan
dan menghasilkan suatu energi. Respirasi dilakukan oleh semua sel penyusun
tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel-sel hewan dan manusia.
Kebutuhan
oksigen untuk melakukan respirasi pada setiap makhluk hidup berbeda-beda
tergantung dari jenis dan ukuran berat tubuh makhluk hidup tersebut. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh jenis dan berat tubuh makhluk hidup terhadap
kebutuhan oksigennya, maka pada kesempatan ini kami akan melakukan praktikum
mengenai respirasi.
E. Tujuan Praktikum
Setelah
melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu membuktikan bahwa organisme
hidup membutuhkan oksigen untuk respirasinya serta membandingkan kebutuhan
oksigen beberapa organisme menurut jenis dan ukuran berat tubuhnya.
F. Manfaat praktikum
Agar
mahasiswa lebih mengetahui pentingnya oksigen dalam proses respirasi makhluk
hidup serta mengetahui perbandingan oksigen yang dibutuhkan menurut jenis dan
ukuran berat tubuhnya.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
Respirasi
merupakan proses pertukaran gas yang keluar masuk saluran pernafasan yang
melibatkan sistem kardiovaskuler dan kondisi hematologis. Kandungan oksigen di
udara bebas (atmosfir) mengandung konsentrasi sebesar 21 %, melalui mekanisme
ventilasi akan masuk ke alveoli kemudian terjadi proses pertukaran gas yang
disebut proses difusi. Difusi adalah suatu perpindahan/ peralihan O2 dari
konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana konsentrasi O2 yang tinggi di
alveoli akan beralih ke kapiler paru dan selanjutnya didistribusikan melalui
darah dalam 2 (dua) bentuk yaitu : 1,34 ml O2 terikat dengan 1 gram Hemoglobin
(Hb) dengan persentasi kejenuhan yang disebut dengan “Saturasi O2” (SaO2), dan
0,003 ml O2 terlarut dalam 100 ml plasma pada tekanan parsial O2 di arteri
(PaO2) 1 mmHg ( Anonim, 2010 ).
Banyaknya
O2 yang ditransportasikan dalam darah disebut dengan “Oxigen Delivery” (DO2)
dengan rumus : DO2 = (10 x CaO2) x CO. Yang mana CO adalah “Cardiac Output”
(Curah Jantung). Curah jantung sangat tergantung kepada besar dan ukuran tubuh,
maka indikator yang lebih tepat dan akurat adalah dengan menggunakan parameter
“Cardiac Index” (CI). Oleh karena itu formulasi DO2 yang lebih tepat adalah :
DO2 = (10 x CaO2) x CI. Selanjutnya O2 didistribusikan ke jaringan sebagai
konsumsi O2 (VO2) Nilai VO2 dapat diperoleh dengan perbedaan kandungan O2
arteri dan vena serta CI dengan formulasi sebagai berikut : VO2 = (CaO2 – CvO2)
x CI.Selain faktor difusi dan pengangkutan O2 dalam darah maka faktor masuknya
O2 kedalam alveoli yang disebut sebagai ventilasi alveolar (Anonim, 2010).
Ventilasi
alveolar merupakan salah satu bagian yang penting karena O2 pada tingkat
alveoli berperan utama dalam proses difusi. Besarnya ventilasi alveolar
berbanding lurus dengan banyaknya udara yang masuk keluar paru, laju nafas,
udara dalam jalan nafas serta keadaan metabolik. Banyaknya udara keluar masuk
paru dalam setiap kali bernafas disebut sebagai “Volume Tidal” (VT) yang
bervariasi tergantung pada berat badan. Nilai VT normal pada orang dewasa
berkisar 500 – 700 ml dengan menggunakan “Wright’s Spirometer”. Volume nafas
yang berada di jalan nafas dan tidak ikut dalam pertukaran gas disebut sebagai
“Dead Space” (VD) (Ruang Rugi) dengan nilai normal sekitar 150 - 180 ml yang
terbagi atas tiga yaitu : Anatomic Dead Space, Alveolar Dead Space, dan
Physiologic Dead Space. Anatomic Dead Space yaitu volume nafas yang berada di
dalam mulut, hidung dan jalan nafas yang tidak terlibat dalam pertukaran gas.
Alveolar Dead Space yaitu volume nafas yang telah berada di alveoli, akan
tetapi tidak terjadi pertukaran gas yang dapat disebabkan karena di alveoli
tersebut tidak ada suplai darah. Dan atau udara yang ada di alveoli jauh lebih
besar jumlahnya dari pada aliran darah pada alveoli tersebut.Ventilasi alveolar
dapat diperoleh dari selisih volume Tidal dan ruang rugi, dengan laju nafas
dalam 1 menit VA = (VT – VD) x RR. Sedangkan tekanan parsial O2 di alveolar
(PaO2) diperoleh dari fraksi O2 inspirasi (FiO2) yaitu 20,9 % yang ada di
udara, tekanan udara, tekanan uap air, tekanan parsial CO2 di arteri. Demikian
faktor-faktor yang mempengaruhi proses respirasi dimana respirasi tidak saja
pertukaran gas pada tingkat paru (respirasi eksternal) tetapi juga pertukaran
gas yang terjadi pada tingkat sel ( Anonim, 2010 ).
Proses
respirasi yakni pengoksidasian metabolit oleh organisme saat ada oksigen untuk
menangkap energi yang dikandung dalam ikatan-ikatan metabolit. Respirasi tidak
hanya menghasilkan energi, melainkan juga produk-produk samping berupa
karbondioksida dan air. (Serupa dengan itu, proses glikolosis dan fermentasi
memecah metabolit untuk memperoleh energi dan menghasilkan produk samping).
Pertukaran gas dengan suatu cara diperlukan untuk menyediakan oksigen bagi
sel-sel dan menyingkirkan karbondioksida. Proses tersebut dikenal dengan nama
respirasi.untuk membedakan kedua bentuk respirasi, kita hanya menyebut proses
oksidatif sebagai respirasi internal atau seluler, sedangkan pertukaran gas
kita sebut respirasi eksternal atau organismik ( Fried, 2003 ).
Ketersediaan
gas dinyatakan dengan tekanan parsial, yaitu tekanan gas tersebut berada di
dalam suatu campuran gas. Tekanan parsial menentukan adanya oksigen, karena
dapat mem[pengaruhi jumlah oksigen yang akan larut dalam larutan. Oksigen terus
tersedia dalam larutan sebelum dapat
dimanfaatkan oleh organisme atau sel-selnya. Organisme air mendapat oksigen
dari oksigewn yang laruit dalam air. Pada hewan darat , oksigen pertama
larut dalam permukaan tubuh atau alat
pernafasan yang basah lalu masuk ke dalam darah atau cairan tubuh ( Ville, 1999
).
Trakea
merupakan alat pernafasan khas terdapat pada insekta, terdiri atas suatu sistem
pembuluh udara (trakhea) yang bercabang-cabang, dimulai dari cabang yang paling
besar, yang makin lama percabangan tadi makin kecil dan akhirnya masing-masing
cabang kecil tadi berakhir pada sel tubuh. Udara masuk ke dalam sistem trakhea
melalui lubang-lubang pada sisi kanan dan kiri tubuh insekta. Sistem trakhea
merupakan sistem pernapasan yang sederhana, karena sel-sel dapat berhubungan
langsung dengan udara luar melalui pembuluh udara. Pertukaran gas pada sistem
trakea mungkin hanya secara difusi, tetapi pada beberapa insekta, khususnya
insekta yang aktif, pada bagian tertentu dari sistem trakeanya diduga memiliki
suatu sistem pemompaan udara satu arah. Keuntungan sistem pemompaan udara satu
arah adalah dapat terjadi pertukaran gas yang lebih baik jika dibandingkan
dengan sistem pemompaan dua arah atu
keluar masuk melalui satu lubang
( Soewolo, 2000 ).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
D.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
Hari,
Tanggal : Jumat, 12 November 2010
Waktu :
Pukul 13.30 s.d. 15.30
Tempat :
Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
FMIPA UNM Makassar
E.
Alat dan Bahan.
F. Prosedur Kerja
1.
Percobaan
I
a.
Mengambil
1 ekor belalang (Dissosteria carolina) dan 1 ekor kecoa (Blatta orientalis)
dengan ukuran berat tubuh yang sama.
b.
Memasukkan
belalang ke dalam tabung respirometer A dan kecoa ke dalam tabung respirometer
B.
c.
Membungkus
dengan kapas tipis 2 butir kristal KOH, kemudian memasukkannya ke dalam di
leher tabung respirometer.
d.
Menutup
tabung respirometer dengan penutupnya yang berhubungan dengan kaca berskala,
kemudian meletakkannya pada sandarannya.
e.
Mengolesi
dengan vaselin sambungan tabung respirometer dengan penutupnya untuk mencegah
kebocoran.
f.
Menetesi
larutan eosin pada ujung pipa berskala sampai ada yang masuk ke dalam
salurannya.
g.
Mengamati
pergeseran eosin sepanjang saluran pipa kaca berskala, kemudian memcatat jarak
pergeseran eosin mulai dari skala 0,0 setiap 1 menit.
h.
Melakukan
pengamatan sampai eosin tiba pada skala 1,0 atau eosin tidak bergerak lagi.
2.
Percobaan
II
a.
Membersihkan
respirometer simple yang telah digunakan.
b.
Dengan
tata urutan kerja yang sama pada percobaan I, melakukan percobaan II dengan
menggunakan belalang.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
C. Hasil Praktikum
Tabel hasil percobaan bahan I : Kecoa (Blatta orientalis)
No .
|
Menit ke-n
|
Skala
|
Keterangan
|
1
|
5 = 300 sekon
|
0,47
|
0,00156
|
2
|
10 = 600 sekon
|
0,71
|
0,0012
|
3
|
15 = 900 sekon
|
0,89
|
9,8 x 10
|
4
|
16 = 960 sekon
|
0,90
|
9,3 x 10
|
Tabel
hasil percobaan bahan II : Belalang
(Dissosteria carolina)
No .
|
Menit ke-n
|
Skala
|
Keterangan
|
1
|
5 = 300 sekon
|
0,37
|
1,2 x 10 ³
|
2
|
10 = 600 sekon
|
0,50
|
8,3 x 10
|
3
|
14,11 = 900 sekon
|
0,90
|
1, 05 x 10
|
D. Pembahaasan
Pada percobaan I dan II, jika dibandingkan kecepatan respirasi spesies yang
berbeda , antara belalang dan kecoa yaitu pada menit ke lima pada belalang
menunjukkan skala 0,37 sedangkan pada kecoa menunjukkan skala 0,47, pada menit
ke sepuluh pada belalang menunjukkan skala 0,50 sedangkan kecoa pada skala
0,71, pada menit ke 14,11 pada belalang skala menunjukkan 0,90 sedangkan pada
kecoa masih membutuhkan waktu yang lama sebab masih mengalami proses pada menit
ke limabelas yaitu menunjukkan pada skala 0,89, dan masih berlanjut pada menit
ke enambelas yaitu pada skala 0, 90. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan
bernafas belalang lebih cepat dari pada kecoa dan menunjukkan bahwa setiap organisme memerlukan
jumlah oksigen yang berbeda untuk melakukan respirasi. Banyak atau sedikitnya
oksigen yang dibutuhkan akan mempengaruhi kecepatan respirasinya.begitu pula
dengan spesies yang sama namun berbeda berat kebutuhan oksigennya untuk
melakukan respirasi pun berbeda. Hal ini pun sesuai dengan teori, yang
mengatakan bahwa semakin besar atau semakin berat tubuh suatu organisme maka
kebutuhan oksigennya pun lebih banyak.
BAB
V
PENUTUP
C.
Kesimpulan
Setiap makhluk membutuhkan oksigen dalam melakukan proses
respirasi.Banyaknya oksigen yang dibutuhkan suatu organisme untuk melakukan
respirasi berbeda-beda, hal ini dapat dipengaruhi oleh jenis, ukuran, berat,
aktivitas dan keadaan tubuhnya. Hal ini membuktikan bahwa kecepatan bernafas
belalang lebih cepat dari pada kecoa dan
menunjukkan bahwa setiap organisme memerlukan jumlah oksigen yang
berbeda untuk melakukan respirasi. Banyak atau sedikitnya oksigen yang dibutuhkan
akan mempengaruhi kecepatan respirasinya.
D.
Saran
1.
Laboratorium
sebaiknya menyiapkan semua alat-alat dibutuhkan dibutuhkan dalam praktikum.
2.
Sebaiknya
asisten terus mendampingi para praktikan selama praktikum berlangsung.
3.
Praktikan
harus teliti melihat penunjukan respirometer dan berhati-hati dalam.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim .2010.
Respirasi. http:// id.Wikipedia.org / wiki / jaringan.
Diakses 8
Desember 2010.
Fried,
George, dkk. 2003. Biologi Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga.
Soewolo . 2000.
Pengantar
Fisiologi Hewan .Proyek Pengembangan Guru
Sekolah
Menengah IBRD Loan.
Ville,
Claude,
dkk. 1999.
Zoologi Umum Edisi Keenam.
Jakarta : Erlannga.
Tim Dosen Biologi 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Jurusan FMIPA UNM.
PERTANYAAN :
2.
Apa
fungsi KOH yang dibungkus dengan kapas???
3.
Mengapa
eosin mengalami pergeseran ke arah tabung respirometer (kearah dalam) ????
JAWABAN :
1.
Fungsi
KOH yaitu untuk mengikat karbondioksida (CO2) yang dikeluarkan oleh hewan dan
tumbuhan yang ada pada tabung respirometer.
2.
Larutan
eosin yang diteteskan pada pipa kaca berskala bergerak karena organisme yang
ada pada tabung tersebut melakukan proses respirasi sehingga menyebabkan volume
oksigen yang berada dalam tabung respirometer berkurang sehingga menyebabkan
udara yang berada pada pipa kaca berskala terisap masuk ke dalam tabung
sehingga larutan eosin yang berada pada pipa kaca berskala juga ikut terisap
sehingga larutan tersebut bergerak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar