Sabtu, 21 April 2012

Laporan 7 Biologi Dasar


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bagaimana kita mengenali teman-teman dalam satu kelas?. Bagaimana kita mengenali setiap anggota keluarga?. Dan bagaimana pula kita dapat mengenali sekian banyak orang di muka bumi ini?.
Setiap makhluk hidup memilki sekumpulan sifat atau ciri tertentu. Ada sifat atau ciri yang sama anatara individu yang satu dengan yang lainnya, dan ada pula perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainya. Adanya perbedaan itu menyebabkan kita dapat membedakan individu-individu dalam sekelompok makhluk sejenis.
Sudah sejak ribuan tahun lalu  orang meyakini bahwa anak atau keturunan dari hasil perkembangan secara kawin mewarisi sifat induknya. Saat ini telah diketahui bahwa sifat-sofat menurun tersebut dikendalikan oleh suatu komponen sel yang disebut gen. Gen-gen tersebut tersimpan didalam inti sel yaitu dalam kromosom.
Pada perkembangbiakan secara kawin akan  terjadi peleburan sel kelamin betina. Setiap sel kelamin ini membawa sifat dari induknya sehingga zigot yang terbentuk dalam sel kelamin tersebut mengandung gabungan sifat dari kedua induknya.
Pewarisan sifat organisme melalui perkembangbiakan secara kawin ternyata mengikuti pola tertentu. Pola pewarisan sifat tersebut pertama kali oleh Gregor Johan Mendel. Didasari oleh pola pewarisan sifat yang dirintis oleh Mendel, para ilmuan mengembangkan varietas unggul pada berbagai tanama ataupun hewan, melalui persilangan dan hibrid.
Untuk membandingkan angka-angka genotif dan fenotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia, maka pada pada kesempatan ini kami melakukan percobaan/praktikum dengan judul genetika atau kebakaan .
B.     Tujuan Praktikum
Setelah melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu membuktikan angka-angka perbadingan fenotif dan genotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia.
C.    Manfaat praktikum
Setelah melakukan kegiatan ini, mahasiswa diharapkan agar dapat mengetahui orang-orang yang ada disekitarnya sehingga mahasiswa  mengetahui angka-angka perbadingan fenotif dan genotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman. Orang juga sudah mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya, sudah dikaji orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu (Anonim, 2010).
Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa itu adalah teori pewarisan campur: seseorang mewariskan campuran rata dari sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari pejantan karena membawa sperma. Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi pengalaman individu yang mewariskan sifat itu. Charles Darwin juga memberikan penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis Galton. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel yang disebut gemmula yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang akan dibawa zuriat (keturunan). Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan lewat sperma “tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya” (Anonim, 2010).
Mekanisme penurunan sifat dari parental kepada invidu anaknya pertama kali ditemukan oleh Gregor Mendel (1826-1884) dengan meneliti penurunan ciri-ciri baka pada kacang kapri (Pisum sativum). Dengan mengawinkan strain galur murni dari suatu fenotif yang berbeda, misalnya kacang kapri yang bunganya berwarna merah disilangkan dengan bunganya berwarna putih. Hasil persilangan tersebut, menunjukkan bahwa turunan pertama (F1) semuanya mempunyai warna bunga seperti salah satu dari parentalnya (merah atau putih semua). Kalau generasi F1 tersebut dibiarkan menyerbuk sendiri maka warna bunga dari generasi F2  akan memisah dengan perbandingan 3 bagian bunganya berwarna seperti parentalnya (generasi F1) dan 1 bagian seperti warna bunga kakek atau neneknya yang tidak muncul pada generasi F1. Dengan demikian Mendel menjelaskan bahwa masing-masing sifat baka diatur oleh sepasang “faktor” yang akan memisah pada waktu pembentukan gamet, sehingga masing-masing gamet hanya mengandung satu “faktor” untuk sifat baka tertentu. Penelitian Mendel selanjutnya dengan mengamati dua sifat baka yang berbeda , mengungkapkan bahwa pada waktu pembentukan gamet, alel mengalami  segregasi secara bebas, sehingga disebutnya “hukum pemisahan secara bebas” (Tim Pengajar, 2010).
Saat Mendel hidup, hereditas dipercaya sebagai hasil penambahan pengaruh maternal dan paternal, suatu percampuran garis-garis keturunan yang mirip dengan percampuran cat. Mendel menunjukkan kalau hereditas melibatkan interaksi antara faktor-faktor diskret yang dapat dipisah-pisahkan. Teori peewarisan partikulat dan bukannya suatu proses percampuran. Mendel adalah orang saintis pekerja keras yang keberhasilannya disebabkan oleh banyak faktor,  tapi terutama oleh kuantifikasi data yang ia lakukan dan catatannya yang dijaga agar selalu cermat. Mendel merupakan seorang ahli perkembangbiakan tanama, dan ia mampu memnghasilkan varietas tanaman yang selalu menghasilkan keturunan dengan sifat yang sama dengan indiknya (true breeder), dari generasi ke generasi. Mendel memilih galur yang merupakan true breeder  dari tipe yang berlawanan dan menyilangkan galur itu sesuai masing-masing karakteristik dari tujuh karakteristik yang ia pilih (Fried, 2003).
Hukum Mendel pertama disebut hukum segregasi (the low of segregation). Ringkasnya, hukum tersebut menyatakan mengenai keberadaan sepasang faktor partikulat (gen) yang mengendalikan setiap sifat dan harus bersegresi (berpisah) saat pembentukan gamet dan akan menyatu secara acak saat fertilisasi. Lebih jauh lagi, salah satu faktor tersebut cenderung diekspresikan menutupi faktor yang lain jika keduanya terdapat secara bersama. Hukum Mendel kedua, disebut hukum perpasangan bebas (the low of independent assortment), atau hukum karakter satuan (the low of unit characters), mengekspresikan konsep bahwa sifat-sifat diwariskan secara bebas. Lebih jauh lagi, rasio-rasio dari fenotif yang berbeda dapat dikalkulasi dengan mudah menggunakan hukum-hukum probabilitas untuk masing-masing kelas. (Fried, 2003).
Hukum Mendel pertama, memperhatikan satu sifat tertentu dari individu dan menelusuri penurunan sifat tersebut sampai pada beberapa generasi berikutnya. Mendel memilih sifat yang mengekspresikan diri dalam dua alternatif yang kontraks berbeda misalnya, warna biji pada kacang ercis yang berwarna hujau dan kuning. Dari hasil pembastaran dua varietas yang berbeda (biji kuning disilangkan dengan biji hijau) Mendel berkesimpulan bahwa satu sifat ditentukan oleh sepasang gen alel yang tetap terpisah atau tidak melebur pada indivudu (Vanezza, 1999).
Dalam dominasi sempurna, situasi yang digambarkan Mendel, fenotif heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan. Ini mewakili satu titik ektrim dari suatu spektrum dalam hubungan dominasi/keresesifan antar alel. Titik ekstrim lainnya adalah kedominanan, dimana kedua alel muncul secara terpisah didalam fenotif. Satu contoh adalah adanya 3 golongan darah manusia yang disebut golongan darah M, N, dan MN (Campbell, 1990).
Pengelompokkan ini didasarkan pada 2 molekul spesifik yang terletak pada permukaan sel darah merah. Manusia dengan golongan darah M mempunyai 1 dari kedua sifat ini dan orang dengan golongan darah N, mempunyai tipe yang lainnya. Golongan MN dikarakterisasi oleh adanya kedua molekul pada sel darah merah. Apa yang menjadi dasar genotif dari fenotif ini? Sebuah lokus gen tunggal, dimana dua variasi gen alel bisa berada, menentukan golongan-golongan darah ini. Individu M adalah homozigor untuk satu alel; individu N adalah homozogot untuk alel yang lainnya. Sedangkan kondisi heterozigot terdapat pada golongan MN. Perhatikan bahwa fenotif Mn bukanlah intermediet antara fenotif M dan N, tetapi kedua fenotif tersebut secara semdiri-sendiri terekspresikan oleh adanya kedua tipe molekul ini pada sel darah merah. Sebaliknya dominasi tak sempurna dikarakterisasi oleh sebuah fenotif intermediet, seperti pada bunga merah jambu dari hibrid snapdragon. Jadi, adanya rentang hubungan antar alel meliputi dominasi sempurna, kedominanan, dan dominasi tak sempurna dalam ringkatan yang berbeda-beda. Variasi tersebut tercermin dalam fenotif heterozigot (Campbell, 1990).

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada :
     Hari/Tanggal        : Jumat / 10 Desember 2010
     Waktu                  : Pukul 13.30 s.d. 15.30
     Tempat                 : Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
                                FMIPA UNM Makassar
B.     Alat dan Bahan
1.    Alat    :  Kaca pembesar
2.    Bahan :  Daftar fenotif
Daftar fenotif sifat baka manusia yang dikontrol oleh 1 gen   dengan 2 alel dan masing-masing alel menghasilkan fenotif yang jelas, yaitu :
a.         Lesung dagu merupakan sifat dominan (D).
b.         Ujung dau telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan (E).
c.         Orang meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan kanan pada waktu menjalinkan jari-jari tangan, merupakan sifat dominan (F).
d.        Orang meiliki sifat ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (ke arah jari manis) merupakan sifat dominan (B).
e.         Rambut dari menjorok merupakan sifat dominan (W).
f.          Tumbuhnya rambut pada kedua ruas dari jari tangan merupakan sifat dominan (M).
g.         Lesung pipi merupakan sifat dominan (P).
h.         Orang yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat dominan (L).
i.           Orang yang mempunyai gigi seri atas bercelah merupakan sifat dominan (G).


C.    Prosedur Kerja
1.             Memeriksa fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada setiap daftar fenotif yang tertera pada buku penuntun masing-masing dari mahasiswa. Mencatat hasil pengamatan pada tabel hasil pengamatan.
2.             Menandai dengan menggunakan (-) apabila ada fenotif yang dominan.
3.             Mencatat data yang diperoleh dari teman-teman kelompok dan menghitung persentasenya.


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Praktikum
Tabel I.  Daftar pengamatan sifat baka pada manusia ( kelompok VIII)
No.
Nama
D
d
E
e
F
f
B
b
W
w
P
p
M
m
L
l
G
g
1
Ninik Indriany
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
Nurul Fahmi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
Rika Yustika
-
-
-
-
-
-
-
-
-
4
Rezky Tami
-
-
-
-
-
-
-
-
-
5
Sulfiana
-
-
-
-
-
-
-
-
-
6
Santa
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tabel II. Daftar pengamatan sifat baka pada manusia ( data kelas )
Kelompok
D
d
E
e
F
f
B
b
W
w
M
m
P
p
L
l
G
g
I
7 orang
-
7
5
2
2
5
3
4
1
6
7
-
-
7
5
2
2
5
II
7 orang
-
7
4
3
6
1
-
7
-
7
7
-
2
5
3
4
1
6
III
7 orang
-
7
1
6
3
4
4
3
2
5
6
1
1
6
4
3
1
6
IV
7 orang
-
7
6
1
4
3
6
1
2
5
6
1
-
7
5
2
4
3
V,7 orang
-
7
6
1
3
4
7
-
3
4
7
-
2
5
6
1
1
6
VI
7 orang
-
7
3
4
4
3
3
4
4
3
7
-
2
5
3
4
-
7
VII
6 orang
-
6
2
4
3
3
3
3
4
2
6
-
-
6
5
1
2
4
VIII
6 orang
-
6
-
6
5
1
4
2
3
3
6
-
2
4
5
1
-
6
 
1.         Analisis Data Kelompok
a.       Lesung dagu
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
b.      Daun telinga
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
c.       Jempol kiri
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
d.      Ruas jari kelingking
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
e.       Rambut dahi
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :

f.       Rambut pada jari
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
g.      Lesung pipi
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
h.      Lidah menggulung
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
i.        Gigi seri bercelah
Frekuensi gen dominan       :
Frekuensi gen resesif           :
2.         Analisis Data Kelas 
a.         Lesung dagu
 Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
b.        Daun telinga
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :  
c.         Jempol kiri
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
d.        Ruas jari kelingking
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
e.         Rambut dahi
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
f.         Rambut pada jari
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
g.        Lesung pipi
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
h.        Lidah menggulung
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
i.          Gigi seri bercelah
Frekuensi gen dominan      :
Frekuensi gen resesif          :
B.     Pembahaasan
Percobaan sifat baka yang individu dimana dalam percobaan ini melihat keadaan kita sendiri menunjukkan keadaan pribadi kita. Dimana tampak bahwa individu tidak memiliki lesung dagu (dd), anak daun telinga menempel (ee), ibu jari tangan kiri diatas (FF), ruas jari kelingking tidak menyerong kedalam (bb), rambut dahi tidak menjorok (ww), terdapat rambut pada jari (MM), memiliki lesung pipi (PP), lidah dapat digulung memanjang (LL), dan gigi seri tidak berselah (gg). Hasil pengamatan ini menunjukkan diri pribadi sendiri.
Pada analisis data kelas untuk dominan didapat, pada sifat baka adanya lesung dagu (DD) sebanyak 0%. Pada sifat baka anak daun telinga menggantung (EE) sebanyak 50%. Pada sifat baka ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan kanan (FF) sebanyak 55,6%. Pada sifat baka ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (BB) sebanyak 55,6%. Pada sifat baka rambut dahi menjorok (WW) sebanyak 35,2%. Pada sifat baka terdapat rambut pada jari (MM) sebanyak 96,3%. Pada sifat baka terdapatnya lesung pipi (PP) sebanyak 16,7%. Pada sifat baka lidah dapat digulung memanjang (LL) sebanyak 47,17%. Pada sifat baka gigi seri bagian atas bercelah (GG) sebanyak 20,4%.
Pada analisis data kelas untuk resesif didapat, pada sifat baka tidak adanya lesung dagu (dd) sebanyak 100%. Pada sifat baka anak daun telinga menempel (ee) sebanyak 50%. Pada sifat baka ibu jari tangan kanan di atas ibu jari tangan kiri (ff) sebanyak 44,4%. Pada sifat baka ruas jari kelingking paling ujung tidak menyerong (bb) sebanyak 44,4%. Pada sifat baka rambut dahi tidak menjorok (ww) sebanyak 64,8%. Pada sifat baka tidak adanya rambut pada jari (mm) sebanyak 3,7%. Pada sifat baka tidak adanya lesung pipi (pp) sebanyak 83,3%. Pada sifat baka lidah tidak dapat digulung memanjang (ll) sebanyak 66.7%. Pada sifat baka gigi seri bagian atas tidak bercelah (gg) sebanyak 79,6%.
Dari data-data yang diperoleh sifat baka yang dominan di kelas Biologi A lebih sedikit dibandingkan dengan sifat baka yang resesif. Atau dengan kata lain sifat resesif lebih banyak dibandingkan dengan sifat dominan dimana persentase kelas untuk sifat dominan secara keseluruhan adalah 40,3%, sedangkan persentase kelas untuk sifat resesif sebesar 59,7%. Hal tersebut menandakan bahwa sifat resesif lebih banyak dimiliki oleh mahasiswa kelas Biologi A dibanding dengan sifat dominan yang hanya dimiliki beberapa mahasiswa dikelas Biologi A. Hal tersebut juga menandakan bahwa terdapatnya perbedaan sifat baka pada masing-masing mahasiswa yang satu dengan yang lain.
Dari data-data yang diperoleh menandakan bahwa hukum Mendel yang menyatakan bahwa perbandingan antara dominan dan resesif yaitu 3 : 1 tidak terbukti pada percobaan kami, karena sifat dominan lebih sedikit dibandingkan dengan sifat resesif. Begitu pula pada data kelompok. Gen resesif lebih besar persentasenya yaitu 53,8%  dibandingkan dengan persentase gen dominan yaitu 46,2%.



BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari bisa ditarik dari percobaan ini adalah :
1.         Sifat baka yang dimiliki oleh setiap mahasiswa di kelas Biologi A berbeda-beda antara mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya.
2.         Sifat baka resesif lebih banyak dibandingkan dengan sifat baka dominan dimana frekuensi kelas untuk dominan sebesar 40,3% sedangkan frekuensi untuk resesif sebesar 59,7%.
3.         Hukum Mandel yang menyatakan bahwa perbandingan antara sifat dominan dengan sifat resesif yaitu 3 : 1 tidak terbukti pada percobaan kami. Karena sifat resesif lebih mendominasi dari pada sifat dominan itu sendiri.
4.         Sifat baka dimiliki oleh setiap manusia berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena gen yang mengontrol sifat-sifat manusia juga berbeda. Perbedaan sifat yang muncul pada manusia itu merupakan perpaduan sifat yang diturunkan oleh kedua orang tuanya.
B.     Saran
1.      Sebaiknya pada saat melakukan praktikum, dilakukan secara teliti agar tidak terjadi manipulasi data dan hasil praktikum bisa lebih baik.
2.      Sebaiknya laboratorium menyiapkan meja praktikum dengan bentuk lingkaran agar kerjasama antara praktikan dapat terjaga sehingga hasil praktikum bisa lebih baik.
3.      Sebaiknya preparat yang disediakan adalah preparat yang layak untuk dipakai , agar mahasiswa mengetahui apa-apa yang berkaitan dengan jaringan melalui pengamatannya sendiri.



DAFTAR PUSTAKA
Anonim .2010. Kebakaan . http:// id. Wikipedia.org / wiki / kebakaan. Diakses 25
            November 2010.
Campbell, Neil. 1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Fried, George, dkk. 2003. Biologi Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Tim Pengajar, 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar. Jurusan FMIPA UNM.
Vanezza, Janet. 1999. Diktat Biologi Dasar. Program Tingkat Pertama Bersama UH.


PERTANYAAN :
1.      Berapa nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas anda???
JAWABAN :
1.      a. Frekuensi gen dominan
R =
R =
R = 40,3 %
b. frekuensi gen resesif
R =
R =
R = 59,7 %



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

doo..ree..mii..

Berharap Tepukan Tangan dari Semua Orang dengan apa yang Menjadi Milikku Kelak Tentunya dengan Usaha dan Kemampuan yang Aku Miliki

Mulailah setiap pekerjaanmu dengan sebuah senyuman dan pikiran yang positif

‘when there is a will, there is a way’

L
L
I
K
D
t
u
o
b
a