BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagaimana
kita mengenali teman-teman dalam satu kelas?. Bagaimana kita mengenali setiap
anggota keluarga?. Dan bagaimana
pula kita dapat mengenali sekian banyak orang di muka bumi ini?.
Setiap
makhluk hidup memilki sekumpulan sifat atau ciri tertentu. Ada sifat atau ciri
yang sama anatara individu yang satu dengan yang lainnya, dan ada pula
perbedaan antara individu yang satu dengan yang lainya. Adanya perbedaan itu
menyebabkan kita dapat membedakan individu-individu dalam sekelompok makhluk
sejenis.
Sudah
sejak ribuan tahun lalu orang meyakini
bahwa anak atau keturunan dari hasil perkembangan secara kawin mewarisi sifat
induknya. Saat ini telah diketahui bahwa sifat-sofat menurun tersebut
dikendalikan oleh suatu komponen sel yang disebut gen. Gen-gen tersebut tersimpan
didalam inti sel yaitu dalam kromosom.
Pada
perkembangbiakan secara kawin
akan terjadi peleburan sel kelamin betina. Setiap
sel kelamin ini
membawa sifat dari induknya sehingga zigot yang terbentuk dalam sel kelamin tersebut mengandung
gabungan sifat dari kedua induknya.
Pewarisan
sifat organisme melalui perkembangbiakan secara kawin ternyata mengikuti pola
tertentu. Pola pewarisan sifat tersebut pertama kali oleh Gregor Johan Mendel.
Didasari oleh pola pewarisan sifat yang dirintis
oleh Mendel, para ilmuan mengembangkan varietas unggul pada berbagai tanama
ataupun hewan, melalui persilangan dan hibrid.
Untuk
membandingkan angka-angka genotif dan fenotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa sifat baka pada manusia,
maka pada pada kesempatan
ini kami melakukan percobaan/praktikum
dengan judul genetika atau kebakaan .
B. Tujuan Praktikum
Setelah
melakukan kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu membuktikan angka-angka
perbadingan fenotif dan genotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa
sifat baka pada manusia.
C. Manfaat praktikum
Setelah melakukan kegiatan ini, mahasiswa diharapkan agar
dapat mengetahui orang-orang yang ada disekitarnya sehingga
mahasiswa mengetahui angka-angka
perbadingan fenotif dan genotif dari hukum Mendel dan dasar genotif beberapa
sifat baka pada manusia.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Meskipun orang biasanya menetapkan genetika dimulai
dengan ditemukannya kembali naskah artikel yang ditulis Gregor Mendel pada
tahun 1900, sebetulnya genetika sebagai "ilmu pewarisan" atau
hereditas sudah dikenal sejak masa prasejarah, seperti domestikasi dan
pengembangan berbagai ras ternak dan kultivar tanaman. Orang juga sudah
mengenal efek persilangan dan perkawinan sekerabat serta membuat sejumlah
prosedur dan peraturan mengenai hal tersebut sejak sebelum genetika berdiri
sebagai ilmu yang mandiri. Silsilah tentang penyakit pada keluarga, misalnya,
sudah dikaji orang sebelum itu. Namun demikian, pengetahuan praktis ini tidak
memberikan penjelasan penyebab dari gejala-gejala itu (Anonim, 2010).
Teori populer mengenai pewarisan yang dianut pada masa
itu adalah teori pewarisan campur: seseorang mewariskan campuran rata dari
sifat-sifat yang dibawa tetuanya, terutama dari pejantan karena membawa sperma.
Hasil penelitian Mendel menunjukkan bahwa teori ini tidak berlaku karena
sifat-sifat dibawa dalam kombinasi yang dibawa alel-alel khas, bukannya
campuran rata. Pendapat terkait lainnya adalah teori Lamarck: sifat yang
diperoleh tetua dalam hidupnya diwariskan kepada anaknya. Teori ini juga patah
dengan penjelasan Mendel bahwa sifat yang dibawa oleh gen tidak dipengaruhi
pengalaman individu yang mewariskan sifat itu. Charles Darwin juga memberikan
penjelasan dengan hipotesis pangenesis dan kemudian dimodifikasi oleh Francis
Galton. Dalam pendapat ini, sel-sel tubuh menghasilkan partikel-partikel yang
disebut gemmula yang akan dikumpulkan di organ reproduksi sebelum pembuahan
terjadi. Jadi, setiap sel dalam tubuh memiliki sumbangan bagi sifat-sifat yang
akan dibawa zuriat (keturunan). Pada masa pra-Mendel, orang belum mengenal gen
dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum
diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan
lewat sperma “tetua betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya”
(Anonim, 2010).
Mekanisme penurunan sifat dari parental kepada invidu
anaknya pertama kali ditemukan oleh Gregor
Mendel (1826-1884) dengan meneliti penurunan ciri-ciri baka pada kacang
kapri (Pisum sativum). Dengan
mengawinkan strain galur murni dari suatu fenotif yang berbeda, misalnya kacang
kapri yang bunganya berwarna merah disilangkan dengan bunganya berwarna putih.
Hasil persilangan tersebut, menunjukkan bahwa turunan pertama (F1) semuanya
mempunyai warna bunga seperti salah satu dari parentalnya (merah atau putih semua).
Kalau generasi F1 tersebut dibiarkan menyerbuk sendiri maka warna bunga dari
generasi F2 akan memisah dengan
perbandingan 3 bagian bunganya berwarna seperti parentalnya (generasi F1) dan 1
bagian seperti warna bunga kakek atau neneknya yang tidak muncul pada generasi
F1. Dengan demikian Mendel menjelaskan bahwa masing-masing sifat baka diatur
oleh sepasang “faktor” yang akan memisah pada waktu pembentukan gamet, sehingga
masing-masing gamet hanya mengandung satu “faktor” untuk sifat baka tertentu.
Penelitian Mendel selanjutnya dengan mengamati dua sifat baka yang berbeda ,
mengungkapkan bahwa pada waktu pembentukan gamet, alel mengalami segregasi secara bebas, sehingga disebutnya
“hukum pemisahan secara bebas” (Tim Pengajar, 2010).
Saat Mendel hidup, hereditas dipercaya sebagai hasil
penambahan pengaruh maternal dan paternal, suatu percampuran garis-garis
keturunan yang mirip dengan percampuran cat. Mendel menunjukkan kalau hereditas
melibatkan interaksi antara faktor-faktor diskret yang dapat dipisah-pisahkan.
Teori peewarisan partikulat dan bukannya suatu proses percampuran. Mendel
adalah orang saintis pekerja keras yang keberhasilannya disebabkan oleh banyak
faktor, tapi terutama oleh kuantifikasi
data yang ia lakukan dan catatannya yang dijaga agar selalu cermat. Mendel
merupakan seorang ahli perkembangbiakan tanama, dan ia mampu memnghasilkan
varietas tanaman yang selalu menghasilkan keturunan dengan sifat yang sama
dengan indiknya (true breeder), dari
generasi ke generasi. Mendel memilih galur yang merupakan true breeder dari tipe yang
berlawanan dan menyilangkan galur itu sesuai masing-masing karakteristik dari
tujuh karakteristik yang ia pilih (Fried, 2003).
Hukum Mendel pertama disebut hukum segregasi (the low of segregation). Ringkasnya,
hukum tersebut menyatakan mengenai keberadaan sepasang faktor partikulat (gen)
yang mengendalikan setiap sifat dan harus bersegresi (berpisah) saat
pembentukan gamet dan akan menyatu secara acak saat fertilisasi. Lebih jauh
lagi, salah satu faktor tersebut cenderung diekspresikan menutupi faktor yang
lain jika keduanya terdapat secara bersama. Hukum Mendel kedua, disebut hukum
perpasangan bebas (the low of independent
assortment), atau hukum karakter satuan (the low of unit characters), mengekspresikan konsep bahwa
sifat-sifat diwariskan secara bebas. Lebih jauh lagi, rasio-rasio dari fenotif
yang berbeda dapat dikalkulasi dengan mudah menggunakan hukum-hukum
probabilitas untuk masing-masing kelas. (Fried, 2003).
Hukum Mendel pertama, memperhatikan satu sifat tertentu
dari individu dan menelusuri penurunan sifat tersebut sampai pada beberapa
generasi berikutnya. Mendel memilih sifat yang mengekspresikan diri dalam dua
alternatif yang kontraks berbeda misalnya, warna biji pada kacang ercis yang
berwarna hujau dan kuning. Dari hasil pembastaran dua varietas yang berbeda
(biji kuning disilangkan dengan biji hijau) Mendel berkesimpulan bahwa satu
sifat ditentukan oleh sepasang gen alel yang tetap terpisah atau tidak melebur
pada indivudu (Vanezza, 1999).
Dalam dominasi sempurna, situasi yang digambarkan Mendel,
fenotif heterozigot dan homozigot dominan tidak dapat dibedakan. Ini mewakili
satu titik ektrim dari suatu spektrum dalam hubungan dominasi/keresesifan antar
alel. Titik ekstrim lainnya adalah kedominanan, dimana kedua alel muncul secara
terpisah didalam fenotif. Satu contoh adalah adanya 3 golongan darah manusia
yang disebut golongan darah M, N, dan MN (Campbell, 1990).
Pengelompokkan ini didasarkan pada 2 molekul spesifik
yang terletak pada permukaan sel darah merah. Manusia dengan golongan darah M
mempunyai 1 dari kedua sifat ini dan orang dengan golongan darah N, mempunyai
tipe yang lainnya. Golongan MN dikarakterisasi oleh adanya kedua molekul pada
sel darah merah. Apa yang menjadi dasar genotif dari fenotif ini? Sebuah lokus
gen tunggal, dimana dua variasi gen alel bisa berada, menentukan
golongan-golongan darah ini. Individu M adalah homozigor untuk satu alel; individu
N adalah homozogot untuk alel yang lainnya. Sedangkan kondisi heterozigot
terdapat pada golongan MN. Perhatikan bahwa fenotif Mn bukanlah intermediet
antara fenotif M dan N, tetapi kedua fenotif tersebut secara semdiri-sendiri
terekspresikan oleh adanya kedua tipe molekul ini pada sel darah merah.
Sebaliknya dominasi tak sempurna dikarakterisasi oleh sebuah fenotif
intermediet, seperti pada bunga merah jambu dari hibrid snapdragon. Jadi,
adanya rentang hubungan antar alel meliputi dominasi sempurna, kedominanan, dan
dominasi tak sempurna dalam ringkatan yang berbeda-beda. Variasi tersebut
tercermin dalam fenotif heterozigot (Campbell, 1990).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan pada :
Hari/Tanggal : Jumat / 10 Desember
2010
Waktu :
Pukul 13.30 s.d. 15.30
Tempat :
Laboratorium Biologi Lantai III Sebelah Timur
FMIPA UNM Makassar
B. Alat dan Bahan
1.
Alat :
Kaca pembesar
2.
Bahan
: Daftar fenotif
Daftar fenotif sifat baka manusia yang dikontrol oleh 1
gen dengan 2 alel dan masing-masing
alel menghasilkan fenotif yang jelas, yaitu :
a.
Lesung
dagu merupakan sifat dominan (D).
b.
Ujung
dau telinga menggantung bebas merupakan sifat dominan (E).
c.
Orang
meletakkan ibu jari tangan kiri di atas ibu jari tangan kanan pada waktu
menjalinkan jari-jari tangan, merupakan sifat dominan (F).
d.
Orang
meiliki sifat ruas jari kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (ke
arah jari manis) merupakan sifat dominan (B).
e.
Rambut
dari menjorok merupakan sifat dominan (W).
f.
Tumbuhnya
rambut pada kedua ruas dari jari tangan merupakan sifat dominan (M).
g.
Lesung
pipi merupakan sifat dominan (P).
h.
Orang
yang dapat menggulung lidahnya memanjang merupakan sifat dominan (L).
i.
Orang
yang mempunyai gigi seri atas bercelah merupakan sifat dominan (G).
C. Prosedur Kerja
1.
Memeriksa
fenotif dari setiap sifat baka yang ada pada setiap daftar fenotif yang tertera
pada buku penuntun masing-masing dari mahasiswa. Mencatat hasil pengamatan pada
tabel hasil pengamatan.
2.
Menandai
dengan menggunakan (-) apabila ada fenotif yang dominan.
3.
Mencatat
data yang diperoleh dari teman-teman kelompok dan menghitung persentasenya.
BAB IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Praktikum
Tabel
I. Daftar pengamatan sifat baka pada
manusia ( kelompok VIII)
No.
|
Nama
|
D
|
d
|
E
|
e
|
F
|
f
|
B
|
b
|
W
|
w
|
P
|
p
|
M
|
m
|
L
|
l
|
G
|
g
|
1
|
Ninik Indriany
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
2
|
Nurul Fahmi
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
3
|
Rika Yustika
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
4
|
Rezky Tami
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
5
|
Sulfiana
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
6
|
Santa
|
-
|
√
|
-
|
√
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
√
|
-
|
-
|
√
|
Tabel
II. Daftar pengamatan sifat baka pada manusia ( data kelas )
Kelompok
|
D
|
d
|
E
|
e
|
F
|
f
|
B
|
b
|
W
|
w
|
M
|
m
|
P
|
p
|
L
|
l
|
G
|
g
|
I
7 orang
|
-
|
7
|
5
|
2
|
2
|
5
|
3
|
4
|
1
|
6
|
7
|
-
|
-
|
7
|
5
|
2
|
2
|
5
|
II
7 orang
|
-
|
7
|
4
|
3
|
6
|
1
|
-
|
7
|
-
|
7
|
7
|
-
|
2
|
5
|
3
|
4
|
1
|
6
|
III
7 orang
|
-
|
7
|
1
|
6
|
3
|
4
|
4
|
3
|
2
|
5
|
6
|
1
|
1
|
6
|
4
|
3
|
1
|
6
|
IV
7 orang
|
-
|
7
|
6
|
1
|
4
|
3
|
6
|
1
|
2
|
5
|
6
|
1
|
-
|
7
|
5
|
2
|
4
|
3
|
V,7 orang
|
-
|
7
|
6
|
1
|
3
|
4
|
7
|
-
|
3
|
4
|
7
|
-
|
2
|
5
|
6
|
1
|
1
|
6
|
VI
7 orang
|
-
|
7
|
3
|
4
|
4
|
3
|
3
|
4
|
4
|
3
|
7
|
-
|
2
|
5
|
3
|
4
|
-
|
7
|
VII
6 orang
|
-
|
6
|
2
|
4
|
3
|
3
|
3
|
3
|
4
|
2
|
6
|
-
|
-
|
6
|
5
|
1
|
2
|
4
|
VIII
6 orang
|
-
|
6
|
-
|
6
|
5
|
1
|
4
|
2
|
3
|
3
|
6
|
-
|
2
|
4
|
5
|
1
|
-
|
6
|
1.
Analisis
Data Kelompok
a.
Lesung
dagu
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
b.
Daun
telinga
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
c.
Jempol
kiri
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
d.
Ruas
jari kelingking
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
e.
Rambut
dahi
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
f.
Rambut
pada jari
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
g.
Lesung
pipi
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
h.
Lidah
menggulung
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
i.
Gigi
seri bercelah
Frekuensi
gen dominan :
Frekuensi
gen resesif :
2.
Analisis
Data Kelas
a.
Lesung
dagu
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
b.
Daun
telinga
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
c.
Jempol
kiri
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
d.
Ruas
jari kelingking
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
e.
Rambut
dahi
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
f.
Rambut
pada jari
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
g.
Lesung
pipi
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
h.
Lidah
menggulung
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
i.
Gigi
seri bercelah
Frekuensi gen dominan :
Frekuensi gen resesif :
B. Pembahaasan
Percobaan sifat baka yang individu dimana dalam percobaan
ini melihat keadaan kita sendiri menunjukkan keadaan pribadi kita. Dimana
tampak bahwa individu tidak memiliki lesung dagu (dd), anak daun telinga menempel
(ee), ibu jari tangan kiri diatas (FF), ruas jari kelingking tidak menyerong
kedalam (bb), rambut dahi tidak menjorok (ww), terdapat rambut pada jari (MM),
memiliki lesung pipi (PP), lidah dapat digulung memanjang (LL), dan gigi seri
tidak berselah (gg). Hasil pengamatan ini menunjukkan diri pribadi sendiri.
Pada analisis data kelas untuk dominan didapat, pada
sifat baka adanya lesung dagu (DD) sebanyak 0%. Pada sifat baka anak daun
telinga menggantung (EE) sebanyak 50%. Pada sifat baka ibu jari tangan kiri di
atas ibu jari tangan kanan (FF) sebanyak 55,6%. Pada sifat baka ruas jari
kelingking paling ujung menyerong ke arah dalam (BB) sebanyak 55,6%. Pada sifat
baka rambut dahi menjorok (WW) sebanyak 35,2%. Pada sifat baka terdapat rambut
pada jari (MM) sebanyak 96,3%. Pada sifat baka terdapatnya lesung pipi (PP)
sebanyak 16,7%. Pada sifat baka lidah dapat digulung memanjang (LL) sebanyak
47,17%. Pada sifat baka gigi seri bagian atas bercelah (GG) sebanyak 20,4%.
Pada analisis data kelas untuk resesif didapat, pada
sifat baka tidak adanya lesung dagu (dd) sebanyak 100%. Pada sifat baka anak
daun telinga menempel (ee) sebanyak 50%. Pada sifat baka ibu jari tangan kanan
di atas ibu jari tangan kiri (ff) sebanyak 44,4%. Pada sifat baka ruas jari
kelingking paling ujung tidak menyerong (bb) sebanyak 44,4%. Pada sifat baka
rambut dahi tidak menjorok (ww) sebanyak 64,8%. Pada sifat baka tidak adanya
rambut pada jari (mm) sebanyak 3,7%. Pada sifat baka tidak adanya lesung pipi
(pp) sebanyak 83,3%. Pada sifat baka lidah tidak dapat digulung memanjang (ll)
sebanyak 66.7%. Pada sifat baka gigi seri bagian atas tidak bercelah (gg)
sebanyak 79,6%.
Dari data-data yang diperoleh sifat baka yang dominan di
kelas Biologi A lebih sedikit dibandingkan dengan sifat baka yang resesif. Atau
dengan kata lain sifat resesif lebih banyak dibandingkan dengan sifat dominan
dimana persentase kelas untuk sifat dominan secara keseluruhan adalah 40,3%,
sedangkan persentase kelas untuk sifat resesif sebesar 59,7%. Hal tersebut
menandakan bahwa sifat resesif lebih banyak dimiliki oleh mahasiswa kelas
Biologi A dibanding dengan sifat dominan yang hanya dimiliki beberapa mahasiswa
dikelas Biologi A. Hal tersebut juga menandakan bahwa terdapatnya perbedaan
sifat baka pada masing-masing mahasiswa yang satu dengan yang lain.
Dari data-data yang diperoleh menandakan bahwa hukum
Mendel yang menyatakan bahwa perbandingan antara dominan dan resesif yaitu 3 :
1 tidak terbukti pada percobaan kami, karena sifat dominan lebih sedikit
dibandingkan dengan sifat resesif. Begitu pula pada data kelompok. Gen resesif
lebih besar persentasenya yaitu 53,8% dibandingkan
dengan persentase gen dominan yaitu 46,2%.
BAB
V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari bisa ditarik dari percobaan ini
adalah :
1.
Sifat
baka yang dimiliki oleh setiap mahasiswa di kelas Biologi A berbeda-beda antara
mahasiswa yang satu dengan mahasiswa yang lainnya.
2.
Sifat
baka resesif lebih banyak dibandingkan dengan sifat baka dominan dimana
frekuensi kelas untuk dominan sebesar 40,3% sedangkan frekuensi untuk resesif
sebesar 59,7%.
3.
Hukum
Mandel yang menyatakan bahwa perbandingan antara sifat dominan dengan sifat
resesif yaitu 3 : 1 tidak terbukti pada percobaan kami. Karena sifat resesif
lebih mendominasi dari pada sifat dominan itu sendiri.
4.
Sifat
baka dimiliki oleh setiap manusia berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena gen
yang mengontrol sifat-sifat manusia juga berbeda. Perbedaan sifat yang muncul
pada manusia itu merupakan perpaduan sifat yang diturunkan oleh kedua orang
tuanya.
B. Saran
1.
Sebaiknya pada saat melakukan praktikum,
dilakukan secara teliti agar tidak terjadi manipulasi data dan hasil praktikum
bisa lebih baik.
2.
Sebaiknya laboratorium menyiapkan meja
praktikum dengan bentuk lingkaran agar kerjasama antara praktikan dapat terjaga
sehingga hasil praktikum bisa lebih baik.
3.
Sebaiknya preparat yang disediakan
adalah preparat yang layak untuk dipakai , agar mahasiswa mengetahui apa-apa
yang berkaitan dengan jaringan melalui pengamatannya sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim .2010.
Kebakaan . http:// id. Wikipedia.org / wiki / kebakaan. Diakses 25
November
2010.
Campbell,
Neil. 1990. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta : Erlangga.
Fried,
George, dkk. 2003. Biologi Edisi Kedua.
Jakarta : Erlangga.
Tim Pengajar, 2010. Penuntun Praktikum Biologi Dasar.
Jurusan FMIPA UNM.
Vanezza,
Janet. 1999. Diktat Biologi Dasar. Program Tingkat Pertama Bersama UH.
PERTANYAAN :
1.
Berapa
nilai frekuensi gen dominan dan resesif dalam kelas anda???
JAWABAN :
1. a.
Frekuensi gen dominan
R
=
R
=
R
= 40,3 %
b. frekuensi gen resesif
R
=
R
=
R
= 59,7 %
Tidak ada komentar:
Posting Komentar